REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki akan berhenti membeli minyak Iran. Hal itu dilakukan setelah masa keringanan yang diberikan Amerika Serikat (AS) pada terhadap sejumlah pengimpor minyak Iran pada November tahun lalu telah berakhir.
“Kami tidak akan memperoleh minyak dari Iran sekarang,” kata seorang pejabat senior Pemerintah Turki pada Rabu (22/5).
Dia menjelaskan, pada November tahun lalu, terdapat delapan negara yang masih diberi kelonggaran oleh AS untuk membeli minyak dari Iran. “Kami adalah salah satu dari delapan negara yang mendapatkan pengecualian dari sanksi itu, dan sekarang kami siap untuk mematuhinya (sanksi AS),” ujar pejabat tersebut.
Kendati demikian, pejabat itu mengatakan bahwa Turki tak menyetujui cara atau pendekatan AS dalam menangan Iran. “Kami tidak percaya sanksi, tapi sebagai sekutu strategis, kami menghormati keputusan AS. Kami tidak yakin isolasi Iran akan membantu,” ucapnya.
Pada Senin lalu, menurut data pelacakan Refinitiv, tidak ada kapal tanker yang bertolak dari Iran bersandar di pelabuhan Turki sepanjang bulan ini. Para analis mengatakan, Turki sedang berusaha mengganti pasokan minyak dari Irak, Rusia, dan Kazakhstan.
Pekan lalu, data tanker dan sumber-sumber industri mengungkapkan bahwa ekspor minyak mentah Iran pada Mei telah turun menjadi 500 ribu barel per hari atau lebih rendah. Sebagian besar minyak tersebut menuju Asia. Namun, tidak jelas siapa yang membeli dan apakah minyak itu menuju ke pengguna akhir atau penyimpanan.
AS diketahui telah hengkang dari kesepakatan nuklir Iran pada Mei 2018. Sejak saat itu, Washington mulai memberlakukan kembali sanksi ekonomi terhadap Teheran, salah satunya membidik sektor energi. AS berambisi menekan nilai ekpor minyak Iran hingga mencapai nol.
AS pun melayangkan ancaman kepada negara-negara yang masih menjalin kerja sama bisnis dengan Teheran. Mereka yang berbisnis dengan Iran tidak akan bisa lagi menjalin kerja sama dengan Washington.
Selain sektor energi, sanksi AS juga mengincar beberapa sektor lainnya, antara lain keuangan, industri otomotif, dan penjualan logam mulia Iran.
http://bit.ly/2WoBhdS
May 23, 2019 at 02:58PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2WoBhdS
via IFTTT
No comments:
Post a Comment