REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Warga yang bermukim di kawasan pesisir Teluk Lampung tiba-tiba panik, karena air laut mulai naik ke daratan dengan cepat dan tinggi tidak seperti biasanya pada Sabtu (23/12) pukul 22.45 WIB. Warga terpaksa mengungsi ke tempat tinggi, khawatir terjadi gelombang tsunami.
Keterangan yang diperoleh Republika.co.id, Sabtu (23/12) pukul 23.30 WIB, warga di Desa Hanura, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung masih panik dan terus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dan aman, setelah mengetahui air laut mulai naik memasuki rumahnya dan tinggi sampai betis orang dewasa. Warga panik membawa perabotan penting keluar rumahnya menuju tempat yang aman.
"Benar, warga di Hanura sudah panik dan mengungsi bawa perabotan penting. Mereka mengira gelombang tsunami akan datang," tutur Rudi Djunaedi, warga Desa Hanura kepada Republika.co.id, Sabtu (23/12) pukul 23.30 WIB.
Menurut dia, air laut mulai naik daratan dan memasuki rumah warga yang tinggal di bibir pantai Teluk Lampung pada pukul 22.40 WIB. Warga menyatakan tidak biasa air laut naik tersebut hingga langsung meninggi sampai betis orang dewasa.
"Ini jarang terjadi. Biasanya kalau pasang sore hari, tapi ini malam dan air cepat tinggi," ujar bapak dua anak tersebut.
Ia mengatakan, air laut masih bertahan tinggi di sekitar bibir pantai Teluk Lampung. Rumah warga yang berada tidak jauh dari bibir pantai sudah terendam air laut setinggi betis orang dewasa.
Warga khawatir air laut terus meninggi dan terjadi gelombang tsunami. Akhirnya, warga panik dan langsung mengungsi ke tempat tinggi seperti Pasar Hanura.
Hal yang sama kepanikan terjadi di warga Kotakarang, Bandar Lampung. Kampung nelayan tersebut juga panik karena air laut naik ke daratan yang tidak biasanya hingga masuk ke rumah warga. Pemukiman warga yang dekat dengan bibir pantai perairan Teluk Lampung tersebut sudah terendam air laut.
Warga Kotakarang juga mengungsi ke tempat yang tinggi dan aman. Mereka juga khawatir akan terjadi gelombang tsunami. "Warga takut ada gelombang tsunami, karena air laut langsung tinggi tidak seperti biasanya," kata Edi, warga setempat.
Informasi yang diperoleh Republika.co.id, fenomena air laut naik ke daratan tersebut menyebabkan destinasi wisata Pulau Pahawang mulai terendam air laut. Di tempat tersebut juga terdapat pemukiman penduduk. Belum diperoleh konfirmasi ketinggian airnya, karena pulau tersebut dikelilingi perairan Teluk Lampung. “Saya dapat kabar, Pulau Pahawang sudah terendam air laut,” kata Rudi, warga Hanura.
Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) menegaskan tidak ada tsunami yang terjadi di Anyer, Lampung Selatan. Naiknya gelombang air pukul 21.30 WIB disebabkan gelombang pasang.
“Gelombang naik cukup besar juga bersamaan dengan kencang. Fenomena ini disebabkan oleh adanya gelombang pasang,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (22/12).
http://bit.ly/2ByBbUz
December 23, 2018 at 12:09AM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2ByBbUz
via IFTTT
No comments:
Post a Comment