REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kementerian ESDM mecatat adanya penuyusutan ukuran Gunung Anak Krakatau. Berkurangnya ukuran Gunung Anak Krakatau akibat erupsi yang terjadi terus-menerus.
Berdasarkan pengamatan visual dan pengukuran, tinggi gunung anak krakatau yang semula 338 meter saat ini hanya 110 meter. Volume gunung anak krakatau juga terpantau menurun.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, volume yang hilang diperkirakan 150-180 juta meter kubik. Sementara, volume yang tersisa saat ini berkisar 40 hingga 70 juta meter kubik.
"Berkurangnya volume tubuh gunung anak krakarau ini diperkirakan karena adanya proses rayapan tubuh gunung api disertai oleh laju erupsi yang tinggi dari 24 hingga 27 Desember," kata Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu (29/12).
Sutopo mengatakan, pengamatan aktivitas vulkanis gunung anak krakatau masih terus dipantau secara intensif oleh PVMBG. Dia melanjutkan, status gunung hingga saat ini terpantau tetap berada di level Siaga (Level III).
Kendati, dia tetap mengimbau masyarakat untuk tidak mendekati gunung dalam radius lima kilometer dari kawah. Ini, lanjut Sutopo, mengingat adanya bahaya lontaran batu pijar, aliran lava, awan panas dan hujan abu pekat.
Dalam kesempatan itu, dia sekaligus membantah beredarnya informasi yang menyebut Gunung Anak Krakatau meningkat menjadi Awas atau berada di Level IV. Bahkan, dia melanjutkan, tidak ada rencana dari otoritas terkait untuk menaikkan status gunung api ke Awas dengan kondisi saat ini.
"Jadi status Gunung Anak Krakatau tetap di level Siaga (Level III)," tegasnya.
http://bit.ly/2Akoc9g
December 30, 2018 at 02:41AM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2Akoc9g
via IFTTT
No comments:
Post a Comment