Pages

Thursday, December 13, 2018

Kemenperin Dorong IKM Tembus Pasar Internasional

Belum semua kemasan produk IKM berdesain menarik dan sesuai kebutuhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Salah satu kendala industri kecil dan menengah (IKM) dalam berjualan daring adalah penampilan dari kemasan produknya. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Ditjen Industri Kecil dan Menengah terus meningkatkan daya saing IKM melalui perbaikan kualitas kemasan. 

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, Kemenperin terus mendorong IKM untuk berinovasi dalam meningkatkan kualitas dan keindahan kemasan agar mampu bersaing di pasar internasional. Salah satunya dengan menggelar Semarak Festival IKM 2018 di Hotel JS Luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (13/12). 

Airlangga mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi kepada para pelaku IKM nasional yang sudah bisa menembus pasar ekspor karena produk yang dihasilkannya beragam dan berkualitas. "Contohnya IKM Dayang Songket yang rajin mempromosikan kain songket khas Sambas ke berbagai pameran di luar negeri seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Jepang, dan Belgia," ujar Airlangga.

Airlangga sempat mengunjungi IKM tenun Dayang Songket di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Dia menyebut, IKM tersebut sudah pernah dapat penghargaan Upakarti dari Kemenperin. "Kualitasnya semakin bagus. Kami akan terus dorong IKM seperti ini ditingkatkan, yang bisa kompetitif di pasar internasional,” kata Menperin.

Dia mengklaim, IKM kini berkembang pesat dan menjadi pendongkrak ekonomi masyarakat. Data Sensus Ekonomi Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016 menyebutkan, jumlah usaha IKM mencapai sebesar 4,4 juta unit usaha dan menyerap tenaga kerja sebanyak 10,5 juta tenaga kerja. Namun begitu, saat ini belum semua kemasan produk IKM yang menjual, berdesain menarik, dan sesuai kebutuhan produk.

Airlangga menuturkan, banyaknya kemasan yang masih sederhana itu disebabkan, antara lain keterbatasan pengetahuan dan wawasan pengusaha IKM tentang kemasan, terbatasnya ketersediaan bahan kemasan, serta berlakunya minimum order, dan lain-lain. Kondisi tersebut menyebabkan produk IKM menjadi kurang menjual. "Padahal mutunya sudah cukup baik," katanya.

Dirjen IKM Kemenparin Gati Wibawaningsih mengatakan, pihaknya memberikan fasilitas berupa desain kemasan dan mock up kemasan kepada IKM. Sampai tahun lalu, telah dibantu sekitar 6.998 desain kemasandan 7.396 desain merek kepada 2.832 IKM, serta bantuan cetakan kemasan yang diberikan kepada 371 IKM. 

“Pada tahun 2018, pengembangan IKM memang difokuskan pada pembinaan dan peningkatan kualitas kemasan,” kata Gati.

Dia menambahkan, telah memberikan dukungan bagi pelaku industri, khususnya IKM untuk memperbaiki kualitas kemasan produknya dengan membentuk Klinik Desain Kemasan dan Merek sejak tahun 2003. Klinik Desain Kemasan dan Merek dapat melayani bimbingan dan konsultasi pengembangan desain kemasan dan merek di daerah, bantuan cetak kemasan serta bantuan desain kemasan, dan merek untuk IKM yang datang langsung. 

“Klinik tersebut juga ikut berpartisipasi pada kegiatan bimbingan dan pendampingan teknis desain merek dan kemasan yang diselenggarakan oleh daerah,” jelas Gati.

Dalam acara tersebut, Gati juga memberikan penghargaan jurnalistik untuk ketagori umum dan profesional tentang Rebranding Sentra IKM Tanggulangin. Erik PP

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2Qt6RoB
December 13, 2018 at 06:49PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2Qt6RoB
via IFTTT

No comments:

Post a Comment