REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Populasi Muslim di Selandia Baru akan terus tumbuh. Pada 2030, jumlah mereka diprediksi akan bertambah 100 ribu orang berdasarkan penelitian Pew Research Center.
Peneliti Universitas Victoria Jaimee Stuart mengatakan, pemuda Muslim di negeri itu ingin merasa nyaman. Ketika duduk bersama orang-orang muda di sana, Muslim akan merasa diterima di masyarakat.
"Mereka sangat membutuhkan multikulturalisme agar orang-orang di sana lebih mengakomodasi kehadiran masyarakat dengan beragam budaya," ujarnya seperti diberitakan radionz.co.nz.
Untuk mewujudkannya, Selandia Baru harus memberantas diskriminasi terhadap umat Islam. Karena Muslim di sana masih kerap di citrakan buruk. Mereka dianggap gila ka rena bertakbir di jalan. Ini adalah keprihatinan, kata Hela Rahman, pemuda Muslim Selandia Baru.
Kantor Berita ipsnews.net menjelaskan, Islam di sana menjadi agama yang tumbuh paling cepat di antara suku Maori. Muslim Maori meningkat dari 99 menjadi 708 dalam 10 tahun, dan menjadi 1.074 pada 2006. Mereka kini berjumlah 1.300 orang.
Pada 1990, Federasi Asosiasi Islam Selandia Baru menyelenggarakan pertemuan resmi pertama yang mempertemukan Maori dan Muslim imigran di Wellington Marae. Di sana mereka bersinergi untuk mem bangun silaturahim dan menguatkan dak wah keislaman, sehingga Muslim menda patkan pengetahuan agamanya dengan baik.
Muslim Maori memiliki budaya yang sangat kuat. Sebelum memeluk Islam mereka sering merayakan Matariki. Acara ini adalah cara untuk merayakan budaya Maori dalam Islam.
Perayaan ini berbarengan dengan Ramadhan tahun 2018. Banyak orang di undang untuk merayakan keduanya sekaligus di Pusat Islam Wellington di Kilbirnie.
Di dalamnya, Muslim Maori mengeksplorasi peran astronomi dalam budaya Islam dan Maori. Tahun lalu, beberapa Muslim Maori memiliki kekhawatiran karena minimnya pengetahuan budaya Maori di masyarakat.
Muslim Maori juga memiliki Aquran dengan terjemahan bahasa mereka. Shakil Ahmad Monir adalah orang yang membuat salinan pertama Alquran yang dia terjemahkan ke dalam bahasa Maori.
http://bit.ly/2CHm2lS
December 31, 2018 at 10:41PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2CHm2lS
via IFTTT
No comments:
Post a Comment