Pages

Tuesday, January 1, 2019

Memulihkan Denyut Pariwisata Banten Pascaditerjang Tsunami

Sektor pariwisata Banten melemah karena sejumlah faktor, antara lain kondisi alam.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Muhammad Ikhwanuddin, wartawan Republika

Pariwisata di tepi barat Pulau Jawa lumpuh setelah tsunami setinggi enam meter mengamuk dan memporak-porandakan pesisir pantai Banten, 22 Desember 2018. Sektor pariwisata di Banten melemah akibat sejumlah faktor, antara lain karena kondisi alam yang masih rawan bencana.

Pariwisata Banten belum pulih sepenuhnya lantaran berkurangnya sumber daya manusia, hingga pengunjung yang untuk sementara enggan datang ke Banten. Pengurus Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia bagian Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Exberg Kaary menilai tsunami berdampak sangat luar biasa pada sektor pariwisata. Saat berbincang dengan Republika.co.id, ia berkata hotel-hotel di sepanjang Anyer sampai Cinangka pada tahun sebelumnya terisi sekitar 75 hingga 100 persen mulai malam Natal dan malam tahun baru.

"Sekarang setelah tsunami semua hotel Anyer-Cinangka sepi bahkan ada beberapa hotel yang meliburkan beberapa karyawannya," katanya, Sabtu (29/12) malam.

Bahkan, ia mengungkapkan hampir semua tamu hotel membatalkan pemesanannya meskipun sudah membayar uang muka. Padahal, lanjutnya, hotel-hotel di Anyer tidak terdampak tsunami, karena dampak paling parah terdapat di kabupaten Pandeglang.

Kini hotel tempat dirinya bekerja di kabupaten Serang --meskipun berada di atas bukit-- ikut terimbas merosotnya jumlah tamu pada liburan tahun baru. Menanti pemulihan denyut pariwisata Banten, Exberg berharap pada Kementerian Pariwisata untuk melakukan langkah strategis mengingat pantai barat pulau Jawa merupakan salah satu destinasi unggulan wisata Indonesia.

"Tiga hari setelah kejadian, menteri pariwisata dan jajarannya berjanji akan membantu pemulihan Pariwisata Banten dengan modal pengalaman peristiwa Lombok dan Palu dan kami tunggu hasilnya," ucapnya.

Pernyataan serupa disampaikan salah seorang pengelola hotel di Anyer, Hariyanto. Ia mengatakan, setelah tsunami menerjang sekitar 80 persen tamu membatalkan reservasinya pada tanggal 23-31 Desember.

"Untuk wilayah Anyer sendiri hotel-hotel masih aman dan tidak ada kerusakan seperti di tempat lain," kata dia kepada Republika.co.id, Ahad (30/12).

Meski jumlah pengunjung berkurang, hotel tempat Hariyanto bekerja masih beroperasi walaupun ada penyesuaian jumlah karyawan. "Kami tetap buka dengan mininal staf, ini kami lakukan untuk tetap menjaga properti yang ada sambil melihat situasi," ujar dia.

Menurutnya, perlu ada program perencanaan jangka panjang dari pemerintah untuk menangani dampak pariwisata pascabencana, sehingga wisatawan dapat kembali mengunjungi Banten. "Belum ada program yang jelas untuk menata wisata Anyer-Cinangka, tidak seperti di daerah lain yang punya program event daerah sampai satu tahun ke depan. Padahal banyak yang bisa dikembangkan, seperti tempat tempat wisata, kebudayaan, kuliner dan sejarah," ungkapnya.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2R3erXD
January 02, 2019 at 12:37AM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2R3erXD
via IFTTT

No comments:

Post a Comment