Pages

Saturday, February 9, 2019

Jokowi Mengaku Sempat Remehkan Usaha Pisang Kaesang

Jokowi mendorong anak muda di Indonesia memanfaatkan kesempatan di berbagai bidang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengaku sempat meremehkan keputusan anaknya Kaesang Pangarep berjualan pisang nugget goreng. Namun, pikirannya berubah setelah Kaesang berhasil mengembangkan usahanya. 

"Saya dulu melihat (anak saya) yang kecil jualan pisang nugget goreng, 'Ini apa toh?' Saya lihat produknya, maaf saya agak meremehkan pertama-tama, tetapi begitu anak saya yang kecil ini sudah memiliki 54 cabang, saya tanya, 'Le, ini ongkos produksi berapa? Untung berapa?'. Saya ditunjukkan, omzet per outlet, warungnya berapa, langsung saya kalikan 54, loh pabrik saya yang gede kalah sama dia," kata Jokowi pada acara Festival Terampil di Jakarta, Sabtu (9/2).

Presiden pun mengatakan anak-anak muda sekarang punya peluang untuk melakukan apa pun. Sebab, terjadi perubahan ekonomi global maupun nasional sekaligus perubahan landscape sosial, politik dan ekonomi. "Jadi perilaku-perilaku kita juga berubah," kata dia. 

Karena itu, ia mendorong anak-anak muda di Indonesia memanfaatkan kesempatan di berbagai bidang. Sekarang ini, ia mengatakan, ada banyak peluang untuk menghasilkan uang bagi anak muda.

"Saya pikir anak-anak muda dengan dinamikanya sekarang cepat sekali menangkap opportunity (kesempatan) di berbagai titik, sangat beda sekali dengan saya memulai dulu, sekarang ada fashion stylist, ada barista, ada fotografi dan macam-macam, dan itu bisa menghasilkan (uang) semua yang tidak sedikit," kata presiden.

Ia menyebutkan kopi punya peluang sangat besar untuk dikembangkan. Ia pun mendorong pengusaha di bidang kopi untuk mengembangkan mereknya sehingga tidak kalah dengan merek asing.

Presiden pun mengaku sempat mencoba kopi yang dijual oleh salah satu brand kopi asing untuk membandingkan rasa dan harganya. "Saya coba semua, kalau ketemu saya ngopi di brand asing, jangan dipikir saya seneng ngopi di situ, nanti diklik dikatakan Jokowi suka brand asing, tidak usah saya sebut brand-nya, saya hanya mau membandingkan harganya dan rasanya," kata dia.

Presiden pun membandingkan kopi merek asing itu dengan Kedai Kopi Tuku. "Saya masuk satu outlet ukurannya hanya 5x4 meter, yaitu 'Tuku' pemiliknya masih muda sekali, mau masuk saja ngantre, ini apa ngantre panjang sekali?" kata Presiden.

Presiden datang ke Kedai Kopi Tuku di Cipete pada 3 Juli 2017 lalu. Kala itu, ia membeli kopi di Toko Kopi Tuku dan menyimpulkan rasanya tidak kalah dengan kopi yang dijual oleh merek asing. 

"Artinya kita dapat melakukan itu, lalu saya bandingkan harganya, satu cangkir harganya Rp 18 ribu, saya bandingkan dengan (brand asing) di sana Rp 60 ribu. Bagaimana saya suruh ke brand'asing, rasa sama persis, di sini Rp 18 ribu yang sana Rp 60 ribu," ungkap Presiden.

Ia pun berharap pemilik Kedai Kopi Tuku segera membuka cabang di tempat lain sebanyak-banyaknya. "Buka sebanyak-banyaknya, kita harus berani, kalau perlu jejerkan 'brand' asing itu lalu Tuku di sampingnya beradu, berani tidak? Siapa menang siapa kalah? Saya yakin Tuku yang menang," kata presiden.

Namun untuk dapat menang dalam kompetisi tersebut, Jokowi menilai bahwa semua usaha anak muda harus dimulai dari bawah. Ia pun kembali menyebutkan putranya Kaesang yang akan merambah bisnis lele.

"Mulailah dari yang paling kecil, anak saya (Kaesang Pangarep) mulai belok lagi, 'Pak sekarang saya bisnis lele', Ini apalagi? Hitung-hitugannya seperti apa? Waduh ini lebih gede lagi, lele itu 'demandnya' banyak sekali, tapi suplainya sedikit, tapi saya pesan mengurus hewan yang bernyawa tidak mudah, kalau tangannya  tidak dingin bisa mati semua sehari, untung gede, risiko juga gede," kata Presiden mengingatkan. 

Presiden pun berpesan agar anak muda tidak merasa rendah diri saat baru memulai usahanya. "Jangan merasa rendah ketika mulai bekerja, memiliki pengalaman baru, (karena) memiliki usaha tidak perlu tergesa-gesa, tapi menurut saya masa depan hanya milik orang-orang yang berani, milik orang-orang yang berani bekerja keras," kata Presiden.

Presiden pun mempersilakan peserta seminar untuk mengembangkan keterampilan mereka setinggi-tingginya. "Selamat mengikuti Festival Terampil ini dan gunakan semua keterampilan yang saudara-saudara miliki, terserah tadi ada yang mau ikut fotografi hanya mau masang fotonya biar keren di Instagram tapi kalau ada peluang bisa belok ke yang menghasilkan silakan, jadi barista silakan gak papa bisa dimulai menjadi karyawan dulu di warung-warung kopi tidak apa-apa," ujar Presiden.

Festival Terampil adalah kegiatan kolaborasi antara Kementerian BUMN melalui "Spirit of Millenials BUMN" dengan Inisiator Indonesia untuk membuat pelatihan bagi anak muda. Tahun ini, ada lima kelas keterampilan populer yang diajarkan oleh para pakar, yaitu fashion, fotografi, bisnis digital, make up, dan membuat kopi.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2RRkZnt
February 10, 2019 at 01:08AM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2RRkZnt
via IFTTT

No comments:

Post a Comment