REPUBLIKA.CO.ID, Jenazah Emiliano Sala akhirnya teridentifikasi. Pria asal Argentina yang mengalami kecelakaan pesawat pribadi di Selat Inggris itu ditemukan berada di puing-puing pesawat yang sudah diangkat dari dasar laut.
"Jenazah sudah dibawa ke Portland hari ini. Polisi sudah mengidentifikasi tubuh Emiliano Sala," begitu laporan dari Kepolisian Dorset dikutip dari BBC, Jumat (8/2).
Kecelakaan Sala terjadi tiga hari setelah pemain yang musim lalu membela Nantes itu menandatangani kontrak dengan klub Liga Primer Inggris, Cardiff City. Kecelakaan terjadi Senin (21/1). Berita tentang kecelakaan itu baru beredar sehari kemudian.
Sala meninggal di usia 28 tahun. Kabar meninggalnya striker yang juga pernah membela Bordeaux dan Caen itu sangat melukai hati keluarga. Karena sebelumnya Sala sangat bahagia ketika sedikit lagi akan memulai petualangan baru di liga terpopuler di dunia bersama klub asal Wales.
Kepindahan Sala ke Cardiff sebenarnya tidak terlau heboh di media. Karena sebelumnya nama striker dengan tinggi badan 1,87 meter itu memang belum terlalu terkenal. Pihak Cardiff juga belum menyiarkan berita merekrut Sala secara resmi karena adanya indikasi keraguan terhadap kinerja pemain kelahiran Santa Fe tersebut.
Selain itu, Sala juga dikenal sebagai pemain yang temperamental. Di atas lapangan, Sala seperti sosok yang 180 derajat berbeda dengan kehidupannya di luar lapangan. Sala di rumah dikenal sebagai sosok yang ramah. Ia menyukai hal-hal yang membawanya hidup tenang. Sala pun diketahui menyukai kegiatan membaca buku dan novel.
BBC mendapatkan informasi kalau Sala sangat gemar membaca novel-novel detektif. Selain membaca novel dan buku, Sala juga gemar memainkan alat musik gitar. Kepada BBC, keluarga menceritakan Sala selalu menikmati waktu pagi dengan secangkir kopi di sebuah kafe favoritnya di Nantes. Di situlah publik mengetahui kalau Sala mudah membaur dengan masyarakat sekitar.
Pelatih Nantes Vahid Halilhodzic mengaku sangat berduka saat mendengarkan kabar Sala. Pelatih yang dulunya juga pemain Nantes di era 1980-an itu sangat kehilangan striker favoritnya.
Selama berada satu tim sejak tahun lalu, Halilhodzic merasa banyak terbantu dengan ketajaman Sala. Ia melihat kemampuan Sala mirip legenda Argentina yang dulu jadi idolanya, Gabriel Oemar Batistuta. "Sala memang figur yang sensitif. Terkadang dia tidak percaya diri. Begitu ia sudah menemukan dirinya, dia akan jadi striker luar biasa," puji Halilhodzic.
Sebelum pindah ke Cardiff, Nantes sempat ingin menjual Sala ke klub Turki, Galatasaray. Tapi peran Halilhodzic membuat hal itu tidak terjadi. Halilhodzic meyakinkan klub bahwa Sala akan bermanfaat buat Nantes.
Ketika Sala hendak pindah ke Cardiff, Halilhodzic mengaku tidak bisa lagi menahan. Ia merasa pindah ke Liga Primer Inggris akan jadi lompatan besar buat karier Sala ketimbang dia bertahan di Ligue 1 Prancis.
Dari kacamata pelatih, Halilhodzic melihat kemampuan Sala setara dengan bintang-bintang Liga Primer, seperti Jamie Vardy. Sementara, skill olah bolanya, menurut dia, seperti mantan striker timnas Argentina, Carlos Tevez, yang bermain cepat. Karena itulah, Cardiff tidak mau mempertimbangkan transfer Sala seharga 17 juta euro.
http://bit.ly/2GAH489
February 08, 2019 at 06:29PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2GAH489
via IFTTT
No comments:
Post a Comment