REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Dokter spesialis penyakit dalam dari RS Santa Elisabeth Purwokerto, dr Andreas, SpPD mengingatkan bahwa stres bisa memicu peningkatan asam lambung. Stres dapat masalah pencernaan melalui mekanisme gut-brain axis atau aksis antara otak dengan lambung atau usus.
"Secara umum stres bisa menjadi salah satu pemicu asam lambung, sehingga masyarakat perlu menghindari stres," katanya di Purwokerto, Jumat (22/2). Karena itu dibutuhkan manajemen yang baik agar seseorang terhindar dari stres.
Dia melanjutkan selain manajemen yang baik, cara pencegahan stres lainnya adalah istirahat dengan cukup. Tak lupa olah raga dan menjaga hubungan sosial interpersonal yang baik.
Selain stres ada juga faktor lain yang bisa menjadi salah satu pencetus risiko asam lambung. "Contohnya terlambat makan, meskipun bukan pemicu utama, tapi apabila sering terlambat makan, maka dapat menjadi salah satu pencetus risiko terjadinya masalah asam lambung," jelasnya.
Dalam jangka panjang, asam lambung bisa menimbulkan iritasi saluran cerna hingga risiko perdarahan saluran cerna serta risiko terjadinya keganasan saluran cerna. Karena itu pola hidup sehat, menghindari stres, dan rajin berolah raga menjadi salah satu upaya penting.
"Kendati demikian, tergantung dari jenis penyakit asam lambungnya, ada beberapa jenis olah raga atau latihan fisik yang malahan bisa memperburuk. Meskipun ada juga jenis olah raga yang bisa mengurangi dan melindungi sistem pencernaan dari pengaruh asam lambung," terangnya.
Ia menyarankan, masyarakat memilih jenis olah raga yang tepat. "Jadi tergantung jenis penyakit asam lambung dan tipe olahraganya, secara umum aktivitas fisik level ringan-sedang (mild moderate) bisa memberikan efek positif proteksi sistem pencernaan manusia," katanya.
https://ift.tt/2U8mJLn
February 22, 2019 at 05:39PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2U8mJLn
via IFTTT
No comments:
Post a Comment