Pages

Saturday, February 16, 2019

Trump Ajukan Diplomat Kawakan untuk Jadi Dubes di Turki

Satterfield menjadi asisten menteri luar negeri urusan Timur Dekat sejak 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Donald Trump berniat mencalonkan David Satterfield, diplomat kawakan yang memiliki segudang pengalaman di Timur Tengah, untuk menjadi duta besar AS untuk Turki.

Satterfield menjadi asisten menteri luar negeri urusan Timur Dekat sejak 2017. Dia sebelumnya menjabat sebagai wakil kepala misi AS di Irak, duta besar untuk Lebanon, direktur urusan Timur Dekat di Dewan Keamanan Nasional, serta di Suriah, Tunisia dan Arab Saudi.

Turki, negara sekutu NATO dengan mayoritas Muslim ini berbatasan dengan Suriah, Irak, dan Iran dan menjadi pemain utama di kawasan tersebut.

Konflik di Suriah, penarikan pasukan AS, isu pembunuhan Jamal Khashoggi, dan tuntutan Turki atas ekstradisi ulama Muslim dari AS menjadi isu utama dalam hubungan kedua negara .

Presiden Turki Tayyip Erdogan menyambut keputusan Trump pada Desember untuk menarik pasukan AS dari Suriah. Karena selama ini, Washington memberikan dukungan bagi pejuang Kurdi Suriah YPG.

Hal tersebut bertolakbelakang dengan sikap Turki, yang menyebut kelompok itu sebagai organisasi teroris. Pada November Erdogan mengatakan Turki tidak akan menaati sanksi baru AS terhadap industri perminyakan dan pengiriman Iran karena mereka bertujuan menciptakan "ketidakseimbangan dunia."

Trump dan Erdogan juga memiliki cara yang berbeda dalam menanggapi pembunuhan terhadap wartawan yang berbasis di AS Jamal Khashoggi pada 2 Oktober.

Trump menginginkan Washington mendukung pemerintah Saudi dan penguasa de facto mereka, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, meskipun CIA menafsirkan bahwa putra mahkota kemungkinan menjadi dalang pembunuhan kolumnis Washington tersebut. Arab Saudi mengatakan putra mahkota tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang pembunuhan tersebut.

November lalu, Trump mengatakan dia tidak mempertimbangkan ekstradisi ulama Muslim Fethullah Gulen yang dituduh Turki menjadi otak di balik upaya kudeta gagal pada 2016.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2S7G2m1
February 17, 2019 at 01:00AM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2S7G2m1
via IFTTT

No comments:

Post a Comment