Pages

Friday, March 15, 2019

Alvara: Jokowi Unggul di Hampir Semua Daerah, Kecuali...

Survei Alvara dilakukan pada rentang waktu 22 Februari-2 Maret 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Alvara Research Center, Hasanuddin Ali, mengatakan pasangan capres-cawapres 01 Jokowi-Maruf Amin unggul hampir di semua daerah. Berdasarkan survei yang digelar akhir Februari lalu, Jokowi-Maruf Amin hanya kalah tipis dari capres-cawapres 02 Prabowo-Sandiaga Uno di Sumatra.

"Jokowi-Maruf unggul di hampir semua area kepulauan dengan elektabilitas lebih dari 50 persen. Sementara itu, Prabowo-Sandiaga Uno hanya unggul di Sumatra dengan selisih yang tidak begitu jauh,” ujar Hasanuddin dalam rilis survei pada Jumat (15/3).

Adapun, persentase perolehan suara berdasarkan survei Alvara yakni di Sumatra, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno unggul (46,3 persen) dibanding Jokowi-KH. Maruf Amin (40,2 persen). Jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters) sebesar 13,5 persen di Sumatra.

Di Jawa, Jokowi-Maruf Amin unggul (58 persen) dibandingkan Prabowo-Sandiaga Uno (29,4 persen). Jumlah pemilih yang belum memutuskan tercatat sebanyak 12,6 persen.

Di Bali, Jokowi-Maruf Amin unggul (60,6 persen) dibandingkan Prabowo-Sandiaga (36,4 persen). Jumlah pemilih yang belum memutuskan sebesar 3 persen di Bali.

Di Kalimantan, Jokowi-Ma’ruf Amin unggul (50,7 persen) dibanding Prabowo-Sandiaga Uno (38,4 persen). Kemudian jumlah pemilih yang belum memutuskan sebanyak 11 persen pemilih di Kalimantan.

Sedangkan di Sulawesi, Jokowi-Ma’ruf Amin unggul (58,1 persen) dibanding Prabowo-Sandiaga Uno (36 persen). Jumlah pemilih di Sulawesi yang belum memutuskan pilihan sebesar 5,8 persen.

Di Papua, Jokowi-Maruf Amin unggul (54,5 persen) dibanding Prabowo-Sandiaga Uno

(39,4 persen). Sementara itu, ada 6,1 persen pemilih di Papua yang belum menentukan pilihan.

Kemudian, Hasanuddin juga mengungkapkan bahwa Jokowi-Maruf Amin masih unggul di semua generasi. "Hanya saja, di golongan pemilih muda, terjadi persaingan sangat ketat antara Jokowi-Maruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno," tutur dia.

Dia menjelaskan, pada pemilih Gen Z (usia 17-21 tahun), Pemilih pasangan Jokowi - Maruf Amin sebesar 44 persen. Sementara itu pemilih pasangan Prabowo – Sandiaga Uno sebesar 42,5 persen, sedangkan yang belum memutuskan menjadi 13,4 persen.

Di kalangan pemilih milenial (usia 22 - 37 tahun), pemilih pasangan Jokowi - Maruf Amin sebesar 51,5 persen sedangkan pemilih Pasangan Prabowo– Sandiaga Uno sebesar 37,2 persen. Pemilih  yang belum memutuskan sebanyak 11,3 persen.

Pada kalangan pemilih Gen X (usia 38 - 53 tahun), pemilih pasangan Jokowi - Maruf Amin sebesar 56,1 persen, sementara pemilih pasangan Prabowo – Sandiaga Uno sebesar 32,2 persen.  Pemilih Gen X yang belum memutuskan 11,7 persen.

Di kalangan pemilih baby boomers (usia lebih 53 tahun), pemilih pasangan Jokowi - Maruf Amin sebesar 66 persen dan pemilih pasangan Prabowo – Sandiaga Uno sebesar 24 persen. Pemilih  yang belum memutuskan sebesar 10 persen.

Survei Alvara dilakukan pada rentang waktu 22 Februari-2 Maret 2019 dengan menggunakan metode multistage random sampling. Survei dilakukan dengan wawancara terhadap 1.201 responden yang berusia 17 ke atas dan memiliki hak pilih. Margin of error survei tercatat sebesar 2,88 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil survei tersebut mengungkapkan, tingkat keterpilihan atau elektabilitas kedua kandidat calon presiden dan calon wakil presiden pada awal Maret tidak berubah signifikan dibandingkan awal Januari tahun ini. Elektabilitas kedua kandidat turun tipis dengan jumlah pemilih undecided voters sedikit bertambah.

Elektabilitas pasangan Joko Widodo-Maruf Amin pada bulan Februari 2019 sebesar 53,9 persen, sementara elektabilitas pasangan Prabowo-Sandiaga Uno sebesar 34,7 persen. Sementara itu, dalam survei Alvara pada awal Januari, tingkat keterpilihan Jokowi-Ma'ruf sebesar 54,3 persen. Sedangkan Prabowo-Sandiaga 35,1 persen dan pemilih yang belum memutuskan sebesar 10,6 persen.

Menurut Hasan, ada beberapa faktor yang menyebabkan elektabilitas kedua kandidat tidak banyak berubah. Pertama, kata dia, kedua kandidat tidak melakukan kampanye yang substantif seperti adu ide dan gagasan. Hal ini juga yang menyebabkan naiknya jumlah undecided voters.

Faktor selanjutnya, kata Hasan, adalah loyalitas pemilih masing-masing pasangan calon. Pemilih kedua kandidat memiliki loyaliyas yang cukup tinggi. Pemilih Jokowi-Ma'ruf, sebesar 80,7 persen menyatakan tidak akan mengubah pilihannya. Sedangkan kubu Prabowo-Sandi, 78,2 persen menyatakan tidak akan berubah pilihan.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2FdiJUx
March 15, 2019 at 04:04PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2FdiJUx
via IFTTT

No comments:

Post a Comment