Pages

Sunday, March 24, 2019

Bank Mandiri Targetkan Rp 15 T KUR untuk Sektor Produksi

Porsi sektor produksi di KUR mencapai 60 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- PT Bank Mandiri Persero Tbk menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Rp 25 triliun sepanjang 2018, atau naik 42 persen dari realisasi tahun lalu, yakni Rp 17,5 triliun. Dari target tahun ini, sebanyak Rp 15 triliun atau 60 persen di antaranya akan disalurkan ke sektor produksi yakni pertanian, perikanan, industri pengolahan dan jasa produksi.

Direktur Retail Banking Bank Mandiri Donsuwan Simatupang mengatakan, tingginya persentase penyaluran ke sektor produksi sejalan dengan target pemerintah. Fokus pemerintah adalah menyalurkan KUR ke sektor produksi dengan proporsi minimal sebesar 60 persen dari total penyaluran KUR. Angka proporsi tersebut naik dari tahun lalu yang sebesar minimal 50 persen.

Donsuwan menilai, peningkatan target terhadap sektor produktif tidak akan menghadapi kendala besar. Sebab, sektor ini memiliki potensi besar, terutama pada sektor perikanan yang diprediksi cerah seiring dengan tata kelola berkelanjutan melalui penertiban illegal fishing. "Kami melihat sektor ini sangat menarik dengan tata kelola yang baik," ujarnya ketika ditemui di Demak, Ahad (24/3).

Pada tahun 2018, pencairan KUR Bank Mandiri ke sektor produksi, yakni mencapai Rp 9,82 triliun, atau 55,91 persen dari total KUR yang disalurkan. Jumlah penerima di sektor ini sebanyak 259.030 pelaku usaha. Komposisi tersebut bahkan melebihi kewajiban 50 persen yang ditetapkan pemerintah tahun lalu.

Dari nilai tersebut, sektor pertanian memperoleh KUR sebesar Rp 3,19 triliun, perikanan sebesar Rp 41,72 miliar, industri pengolahan Rp 706,10 miliar dan sektor jasa produksi sebanyak Rp 5,88 triliun.

Untuk meningkatkan penetrasi KUR di sektor produktif, Donsuwan mengatakan, pihaknya akan memperluas akses pasar melalui kerja sama dengan perusahaan financial technology (fintech). "Kita kerja sama dengan Bukalapak dan Amartha," katanya.

Selain itu, Donsuwan menambahkan, pihaknya akan memperkuat kerja sama dengan perusahaan-perusahaan off-taker di sektor perikanan untuk menjadi pendamping ataupun penjamin pembelian melalui pola aliansi atau pola klaster. Baik yang merupakan debitur/nasabah segmen corporate banking maupun bukan debitur/nasabah Bank Mandiri.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, sektor perikanan telah menjadi sektor ekonomi kerakyatan yang mendapatkan fasilitas skema KUR khusus sejak 2015, selain sektor perkebunan dan peternakan. Hingga Februari 2019, KUR sektor perikanan secara nasional berhasil disalurkan mencapai Rp 5,2 triliun ke 220 ribu debitur.

Menurut Darmin, penyaluran KUR sudah melalui sejumlah perubahan skema. Terbaru, perubahan diterapkan pada suku bunga yang semula 12 persen, tahun ini menjadi tujuh persen. "Sebab, kalau double digit, masih terlalu mahal untuk masyarakat," ujarnya.

Tidak hanya suku bunga yang diturunkan, Darmin menjelaskan, pemerintah juga terus mengembangkan jenis KUR untuk rakyat seperti perikanan.

Pada waktu KUR dimulai pada 2015, mayoritas penyaluran KUR diarahkan pada sektor perdagangan, yakni hingga 75 persen. Tapi, Darmin menilai, proporsi tersebut tidak benar karena seharusnya difokuskan pada sektor produksi yang memang lebih membutuhkan. "Kalau pedagang kan bisa memutar uang 12 kali setahun, tapi tidak dengan petani atau nelayan," tuturnya.

Pada 2016, pemerintah meningkatkan proporsi sektor produksi menjadi 40 persen, sehingga perdagangan tinggal 60 persen. Sampai pada tahun ini, pemerintah menargetkan 60 persen penyaluran KUR difokuskan pada sektor produksi.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2Ylpk6P
March 24, 2019 at 05:40PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2Ylpk6P
via IFTTT

No comments:

Post a Comment