REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Gunung Bromo hingga kini masih mengeluarkan asap berwarna kelabu hingga hitam pada Kamis (21/3). Gunung juga teramati telah mengalami lima kali letusan dengan tinggi 600 sampai 900 meter.
"Juga terdengar suara gemuruh dari kawah," kata Kasubbag Data Evaluasi Pelaporan dan Kehumasan, Balai Besar Taman Nasional Bromo, Tengger dan Semeru (BB TNBTS), Sarif Hidayat saat dihubungi Republika, Kamis (21/3).
Meski mengalami peningkatan aktivitas, Sarif menegaskan, status Gunung Bromo masih level II atau waspada. Wisatawan masih tidak diperkenankan memasuki area kawah aktif dalam radius satu kilometer. Bahkan, pengunjung disarankan menggunakan kacamata, masker dan topi serta menaati peraturan lainnya.
Dari sejumlah dusun penyangga di sekitar Gunung Bromo, Desa Ngadisari, Probolinggo menjadi salah satu wilayah yang terdampak erupsi. Ketebalan abu di area tersebut mencapai kisaran antara 0,5 sampai 1 centimeter (cm). Namun warga di daerah tersebut dilaporkan masih melakukan aktivitas seperti biasanya.
Warga di Ngadisari sebelumnya sempat mendapatkan bantuan masker dari Polres Probolinggo. Namun di hari berikutnya mereka telah diimbau untuk mengenakan masker sendiri. Pasalnya, petugas tidak lagi menyediakan fasilitas tersebut untuk warga setempat.
Selain Ngadisari, wilayah seperti Wonokitri, Pasuruan dan Argosari, Lumajang juga sempat terdampak erupsi Bromo. "Tapi itu tergantung perubahan arah angin," jelasnya.
https://ift.tt/2HyVVRs
March 21, 2019 at 05:26PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2HyVVRs
via IFTTT
No comments:
Post a Comment