REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pertama kali diterbangkan pada 1967, Boeing Co. 737 kini telah menjadi pesawat komersial terlaris di dunia. Adapun Generasi keempat dari 737 yang dikenal sebagai 737 Max memulai debutnya pada 2017. Maskapai Indonesia, Lion Air, menjadi salah operator komersial pertama yang menggunakan jenis pesawat tersebut.
Namun dua kecelakaan fatal dalam waktu lima bulan yakni Lion Air JT 610 pada Oktober 2018 dan Ethiopian Airlines 302 pada Maret 2019 telah menempatkan catatan keamanan 737 yang sebelumnya sehat menjadi dalam pengawasan ketat.
Berikut beberapa fakta mengenai kecelakaan 737 MAX-8 dan dampaknya terhadap penerbangan internasional, seperti dilansir di Bloomberg:
1. Perusahaan penerbangan mana yang telah membeli 737 Max?
Ada banyak, tetapi sebagian besar pesanan belum dipenuhi. Pada Januari, Boeing melaporkan bahwa mereka telah mengirim 350 jet satu lorong itu ke 46 maskapai. Secara total, pesanan mencapai 5.000 pesawat dari sedikitnya 80 operator.
Sebagian besar penjualan adalah Max-8, model yang terlibat dalam dua kecelakaan. Ada juga, dari yang terkecil hingga yang terbesar, Max 7, 9, dan 10.
Mereka yang memakai pesawat jenis ini di antaranya Southwest Airlines (31 armada), American Airlines (22) dan Air Canada (20). Norwegian Air, FlyDubai dan beberapa maskapai penerbangan Cina juga mengoperasikannya.
Maskapai penerbangan Cina menyumbang sekitar 20 persen dari 737 pengiriman Max secara global.
2. Apakah 737 Max akan dilarang terbang?
Ya, di beberapa tempat. Sehari setelah kecelakaan Ethiopia menewaskan semua 157 orang di dalamnya, Cina memerintahkan 96 jet Max yang beroperasi di negara itu untuk ditangguhkan. Ethiopian Airlines juga mengandangkan pesawatnya. Hal yang sama juga dilakukan maskapai Indonesia, Singapura dan operator penerbangan di Meksiko dan Argentina.
3. Bagaimana dengan di AS?
Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) yang awalnya mengesahkan 737 Max, memilih untuk tidak mengandangkannya, setidaknya untuk saat ini. Regulator yang berbasis di Washington ini mengeluarkan pemberitahuan global tentang kelaikan udara berkelanjutan dan berjanji untuk mengambil tindakan segera dan tepat.
Di antara maskapai penerbangan AS, Southwest mengatakan yakin akan keselamatan armadanya, termasuk Max. Adapun American Airlines mengatakan akan terus mengawasi penyelidikan Ethiopia.
Penghentian penerbangan sementara seluruh model pesawat yang dipesan AS sangat jarang terjadi. Terakhir kali badan ini melakukannya pada Januari 2013, sebagai akibat dari baterai lithium-ion yang terlalu panas pada model Boeing 787. Badan ini bertindak setelah insiden kedua terjadi.
4. Bagaimana saya dapat memeriksa apakah penerbangan saya menggunakan 737 Max?
Jika Anda sudah memiliki tiket, Anda dapat mengetahui dari rincian pemesanan. Jika Anda melakukan pemesanan online, banyak situs yang menunjukkan model atau tipe pesawat. Jika tidak, situs web seperti http://flightstats.com memungkinkan Anda untuk menggali rincian penerbangan setidaknya beberapa hari sebelumnya, termasuk merek dan tipe.
5. Bagaimana Max berbeda dari 737 sebelumnya?
Pesawat ini memiliki mesin yang lebih besar, menggabungkan lebih banyak otomatisasi, memiliki jangkauan yang lebih tinggi (hingga sekitar 3.550 mil, atau 6.570 kilometer) dan menggunakan lebih sedikit bahan bakar. Max diproduksi sebagian sebagai respons terhadap model baru - A320neo - dari rival Eropa, Airbus SE.
Setelah kecelakaan Lion Air, terungkap bahwa 737 Max memiliki perangkat lunak yang memaksa hidung pesawat ke bawah dalam kondisi tertentu untuk mencegah kondisi stall (pesawat kehilangan daya angkut karena hidung yang mengarah ke atas dengan sudut lebih dari 15 derajat).
Dari penyelidikan mengenai Lion Air juga diketahui bahwa beberapa pilot tidak mengetahui sistem tersebut. Boeing belakangan mengeluarkan pedoman lebih lanjut tentang sistem baru tersebut.
6. Apakah kedua kecelakaan itu terkait?
Masih terlalu dini untuk mengatakan kecelakaan Lion dan Ethiopian Airlines terkait. Namun ada beberapa kesamaan, di antaranya insiden terjadi tidak lama setelah lepas landas ketika pesawat terbang tidak menentu dan pilot diminta untuk kembali ke bandara.
Sebuah laporan awal dari kecelakaan Lion Air yang menewaskan 189 orang mengindikasikan bahwa para pilot pesawat itu berjuang untuk mempertahankan kontrol menyusul kerusakan peralatan.
https://ift.tt/2CeLyOI
March 12, 2019 at 03:03PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2CeLyOI
via IFTTT
No comments:
Post a Comment