REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) telah merencanakan akan menjalin kerja sama dengan Wallonia Region, Belgia, dalam bidang pertanian dan peternakan. Salah satunya dengan mengawinkan sapi pasundan dengan sapi Belgian Blue Cattle yang dikenal sebagai sapi yang memiliki bobot besar.
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat, Koesmayadi, rencana ini tinggal menunggu realisasi. Koesmayadi sendiri, sudah dua kali datang ke Belgia sebagai penjajakan memboyong semen sapi tersebut ke Indonesia.
"Tahun ini ada yang akan ke sana (Belgia) lagi, saya juga kenal dengan profesor di sana. Sekarang tinggal proses realisasi saja," ujar Koesmayadi, Selasa (4/3).
Menurut Koesmayadi, pihak Belgia sendiri, menawarkan diri untuk memberikan pelatihan kepada Sumber Daya Manusia (SDM) dari Jabar untuk mempelajari terkait mengawinkan Bulgarian Blue tersebut. Sapi asal Belgia ini, merupakan hasil seleksi genetik sejak 500 tahun lalu. "Artinya bukan hasil dari rekayasa," katanya.
Dengan bobot yang besar disandingkan sapi lainnya, kata dia, untuk mengawinkan sapi lokal dengan Belgian Blue ini tidak akan cocok bilamana menggunakan teknik embrio transfer. Sebab, akan merusak alat reproduksi sapi betina sebagai penyimpan janin.
"Kalau mau dikembangkan ya dengan inseminasi buatan, karena inseminasi buatan itu fiffty-fiffty, supaya (genetik) bapaknya 50 persen dan ibunya 50 persen," paparnya.
Namun, kata dia, teknik inseminasi buatan ini sebaiknya tidak dilakukan kepada sapi betina dara. Tetapi, kepada induk yang sudah melahirkan. "Kalau di sana (Belgia) betina rata-rata tiga kali melahirkan, kan sudah rusak. Dan itu juga, melalui proses cesar," katanya.
Karena itu, kata dia, mengawinkan sapi Belgian Blue ini harus dengan sapi yang memiliki alat reproduksi besar. Misalnya dengan sapi perah friesian holstein. Bilamana menggunakan betina sapi pasundan yang memiliki bobot kecil, dikhawatirkan justru akan merusak alat reproduksi tersebut.
"Kalau dengan sapi pasundan yang kecil kasian bisa jebol," katanya.
Hal lain yang harus diperhatikan, kata dia, yaitu pakan sapi Belgian Blue yang cenderung lebih mewah disandingkan dengan sapi potong lokal. Termasuk untuk kebutuhan energinya, di mana tak hanya rumput-rumputan atau hijauan saja yang diberikan kepada jenis sapi yang bongsor tersebut. Namun harus menyertakan pula kentang untuk mendapatkan bobot ideal. Maka, otomatis akan meningkatkan harga produksi.
"Tapi bisa mendorong dengan bobot potong, itu bisa menutupi," katanya.
Sebelumnya, Gubenur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan ada rencana pihaknya memadukan sapi Belgian Blue dengan sapi Pasundan. Dia juga telah mengutus Wakil Gubenur Uu untuk ke Belgia.
"Ada rencana sapi Belgia yang berotot itu akan silangkan dengan sapi Pasundan," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.
Emil mengatakan, rencana ini dilakukan agar tonase produksi sapi dapat jauh meningkat dan diproduksi lokal bukan impor.
"Itu misi saya ke Pak Uu. Dan, insyaallah berhasil, dan suplai daging sapi bisa terpenuhi secara lokal," pungkasnya.
Perlu diketahui, pada November 2018 lalu, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum berkesempatan meninjau secara langsung Sapi Belgian Blue di negara penghasilnya. Rencana mengawinkan sapi lokal dengan sapi Belgian Blue ini pun telah digaungkan sejak kepemimpinan Gubenur Ahmad Heryawan.
https://ift.tt/2SFmupj
March 05, 2019 at 12:58PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2SFmupj
via IFTTT
No comments:
Post a Comment