REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wilayah timur Indonesia dinilai potensial untuk pengembangan hortikultura. Lahan di sana menjadi tempat cocok tanam yang sangat menghasilkan.
Direktur Jenderal Hortikultira, Suwandi menjelaskan, pihaknya terus memacu sistem produksi komoditas hortikultura sehingga setiap wilayah mampu memproduksi sendiri guna mencukupi kebutuhan sayuran, buah dan lainnya.
Untuk pengembangan kawasan hortikultura di Sulawesi Selatan, lanjut Suwandi, sudah dalam tahap berkembang dan mapan. Seperti di Gowa, Bantaeng, Jeneponto, Enrekang, Tator dan lainnya, disamping dipasarkan di berbagai wilayah.
"Sebagian bahkan sudah diekspor seperti markisa, mangga, manggis dan lainnya," jelasnya dalam pertemuan Apresiasi, Penguatan Penyuluh dan Petani Andalan dihelat GOR Sudiang, Makassar Sulawesi Selatan pada Rabu (10/4)
Guna memacu produksi dan menyejahterakan petani, Ditjen Hortikultura mengalokasikan berbagai bantuan dan pemberdayaan petani bawang merah, bawang putih, cabai, mangga, manggis, jeruk dan lainnya.
Penyuluh
Dalam pertemuan yang sama, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama 12 ribu perwakilan penyuluh dan petani se Indonesia berkumpul untuk memperkuat peran penyuluh sebagai ujung tombak mewujudkan kedaulatan dan peningkatan kesejahteraan petani.
Acara itu juga dihadiri Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah, Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Hamidin, Anggota Komisi IXDPR RI Aulia Mustika Ilham, Anggota Komisi IV DPR RI Andi Ridwan Witri, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Momon Rusmono, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Sarwo Edi, Dirjen Perkebunan Kasdi Subagiyono dan Kepala Badan Litbang Pertanian Fadjry Djufry.
Dalam pertemuan ini, Menteri Pertanian bersama Gubernur dan rombongan memberikan bantuan. Yakni alat mesin pertanian, benih hortikultura, padi, jagung, benih kopi 250.000 batang dan kakao 200.000 batang.
Amran menegaskan penyuluh pertanian merupakan pahlawan pertanian Indonesia. Selama ini peran mereka telah memajukan sektor pertanian yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan penurunan angka kemiskinan.
"Saya hadir bukan hanya sebagai menteri pertanian, tapi sebagai senior penyuluh pertanian. Sebab penyuluh adalah kemajuan pertanian," demikian dikemukakan Mentan Amran dihadapan 12 ribu penyuluh.
Amran menyebutkan bukti nyata peran dalam memajukan pembangunan sektor pertanian yakni capaian selama 4,5 tahun pemerintahan Jokowi-JK, inflasi bahan pangan dulu 2013 terburuk di dunia. Namun demikian, setelah berjalan 4 tahun, Indonesia mampu menekan inflasi dari 10,57 persen di tahun 2014 menjadi 1,26 persen di tahun 2017.
Dari capaian ini, ada banyak negara yang dilampaui Indonesia, yaitu Jepang, Belanda, Kanada, Jerman. “Total ada 12 negara yang kita lampaui, sebentar lagi Amerika Serikat kita lampaui. Ini berkat kerja keras penyuluh. Kami hanya bagian kecil dari keluarga besar pertanian," ucapnya.
Capaian berikutnya di bawah pemerintahan Jokowi-JK, sambung Amran, ekspor komoditas pertanian hingga saat ini melonjak 26 persen, nilainya Rp 1.700 triliun. Begitu PDB sektor pertanian naik 47 persen, total akumulasi nilainya Rp 1.375 triliun atau separuh dari APBN.
"Itu baru kenaikan saja, tapi Indonesia juga meraih peringkat ke-5 dunia PDB sektor pertanian. Ini hasil kerja penyuluh penyuluh di seluruh Indonesia," paparnya
Kemudian, melansir data yang dirilis The Economic Inteligence Unit, untuk kategori keberlanjutan pertanian, Indonesi berada pada peringkat 16 dunia. Yang membanggakan adalah Amerika Serikat di bawah Indonesia.
"Dan nilai investasi naik 100 persen karena kita menerapkan Online Single Submission. Dulu minta izin 2 sampai 1 tahun, kemudian 3 bulan., tapi sekarang mengurus izin ekspor hanya butuh waktu 3 jam," tutur Amran.
Capaian sektor pertanian juga mampu meningkatkan daya beli petani dan bermuara pada peningkatan kesejahteraan petani. Data BPS menunjukkan NTP Pertanian 2018 sebesar 102,46 naik 0,42 persen dibandingkan tahun 2014 sebesar 102,03. Begitu pun untuk NTUP 2014 hingga 2018 juga meningkat bagus, naik 5,39 persen.
"Jika ada yang mengatakan harga pangan mahal, itu tidak terukur. Kalau memberikan data harga stabil 2 sampai 3 terakhir karena inflasi tertekan dari 10 menjadi 1 persen. Itu artinya apa? Turun 90 persen dan itu tidak mudah. Inilah capaian tertinggi sektor pertanian sepanjang sejarah," tegasnya.
Kerja nyata
Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah menyampaikan para penyuluh pertanian telah membuktikan kerja nyatanya di era pemerintahan Jokowi-JK. Faktanya, kalau dulu Indonesia dikenal sebagai negara pengimpor pangan, tapi saat ini sudah mulai membuktikan diri sebagai negara agraris.
"Kita sudah masuk ke komoditas-komoditas ekspor dan terus meningkat. Tentu ada orang hebat di belakang ekspor komoditas pertanian ini, salah satu putra terbaik sulawesi selatan dan menjadi menteri andalan Joko Widodo yaitu Andi Amran Sulaiman," akui Nurdin.
Menurut Nurdin, Kementan di sudah kemepimpinan Andi Amran Sulaiman telah melakukan terobosan dalam bidang pertanian. Tentunya seluruh penyuluh tahu apa yang dilakukan Kementan atas arahan Presiden Jokowi, misalnya bagaimana Sulsel menjadi salah satu penyangga pangan nasional. Bahkan gagasan yang ingin menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
"Oleh karena itu, kita setuju bahwa beliau (Mentan Amran -red) tidak boleh berhenti, beliau harus melanjutkan perjuangan 5 tahun lagi," tuturnya.
http://bit.ly/2P0rVyY
April 10, 2019 at 02:05PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2P0rVyY
via IFTTT
No comments:
Post a Comment