REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kulit berjerawat memang bikin gemas. Sebagian orang mungkin tahan untuk tak memegang jerawat dan membiarkannya kempes dengan sendirinya.
Di lain sisi, banyak juga yang tangannya gatal kalau tidak mencoba memencet jerawa. Tindakan itu kerap dianggap berisiko buruk dan lebih baik tidak dilakukan.
Memencet jerawat bisa membuat kulit mengeluarkan darah, nanah, dan hal buruk lainnya. Tetapi benarkah memencet jerawat sebenarnya tidak boleh dilakukan, terutama menurut medis?
Dilansir laman Lifehacker, meskipun tidak ada jaminan, terutama dalam menghilangkan jerawat, memencet jerawat rupanya bisa menjadi salah satu upaya mengatasinya. Kendati begitu, tetap ada beberapa cara untuk mengusir benjolan kecil mengganggu tersebut.
"Secara efektif, kami tidak pernah benar-benar ingin Anda memencet jerawat, itu sedikit tindakan terbalik dari perspektif dokter kulit," kata dr Ranella Hirsch, seorang ahli dermatologi.
Risiko menghilangkan jerawat dengan memencetnya bisa menimbulkan infeksi signifikan dan itu umumnya satu-satunya alasan terbesar untuk tidak melakukannya. Efek samping lain yang tidak diinginkan antara lain memperburuk peradangan atau melukai kulit secara permanen.
Terlepas dari kekhawatiran tersebut, faktanya tidak semua jerawat diciptakan sama. Beberapa jerawat muncul sebagai benjolan putih atau kuning yang biasa.
Ini adalah jenis jerawat yang lebih mudah pecah. Jerawat macam itu ada di permukaan kulit. Alhasil, menghilangkan dengan cara memencetnya menjadi tidak masalah.
Ada pula jerawat kistik yang lebih dalam berada di kulit. Jenis ini biasanya lebih besar, lebih menyakitkan, dan juga lebih rentan. Memencetnya pun tidak akan membantu. Nah, kalau menemukan luka terbuka atau infeksi pada kulit pada jerawat kistik, sebaiknya kunjungi dokter.
https://ift.tt/2FT7Uq7
April 01, 2019 at 04:11PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2FT7Uq7
via IFTTT
No comments:
Post a Comment