REPUBLIKA.CO.ID, OLOMBO -- Pemerintah Sri Lanka menyatakan, tersangka pemimpin kelompok militan yang melakukan serangkaian pengeboman pada hari Paskah tewas dalam ledakan di hotel Shangri-La, Jumat (26/4).
Lokasi tersebut merupakan satu dari enam hotel dan gereja yang menjadi sasaran serangan yang menewaskan setidaknya 250 orang. Polisi mengatakan dalam akun Twitter resminya, pemimpin kelompok militan lokal 'National Towheed Jamaath', Mohamed Zahran telah terbunuh dalam satu dari sembilan pemboman bunuh diri. Zahran dikenal karena pidato ekstremisnya di media sosial.
Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena mengatakan, sekitar 140 orang di negara kepulauan itu telah diidentifikasi memiliki hubungan dengan kelompok ISIS. Pemerintah Sri Lanka juga menyatakan memiliki kemampuan untuk mengendalikan kegiatan ISIS di negara itu. "Kami akan sepenuhnya mengendalikan ini dan menciptakan lingkungan yang bebas dan damai bagi orang untuk hidup," kata Sirisena.
Sirisena menyalahkan sekretaris pertahanan Sri Lanka, yang mengundurkan diri pada Kamis dan kepala polisi yang disebutkan akan segera mundur. Mereka dianggap gagal berbagi informasi dari badan-badan intelijen internasional tentang rencana itu sebelumnya.
Polisi juga mengatakan mereka telah menangkap komandan kedua kelompok itu. Para penyelidik menyampaikan, pelatihan militer para penyerang diberikan oleh seseorang yang mereka sebut "Army Mohideen". Pelatihan senjata telah dilakukan di luar negeri, dan di beberapa lokasi di Provinsi Timur Sri Lanka.
Menurut Polisi, para penyerang telah berolahraga di gym lokal dan bermain sepak bola menggunakan kartu identitas nasional. Kemudian kendaraan yang digunakan dalam serangan itu dibeli dari diler mobil di Kadawatha, pinggiran kota Kolombo. Operator sebuah pabrik tembaga turut ditangkap terkait pengeboman. Disebutkan mereka telah membantu Mohideen membuat alat peledak.
Sebelumnya Perdana menteri Australia, Scott Morrison menyatakan telah dikonfirmasi bahwa para penyerang Sri Lanka didukung oleh kelompok ISIS. Kelompok itu juga mengklaim bertanggung jawab atas pembantaian itu. Saat ini ada peningkatan keamanan di seluruh Kolombo.
Pihak berwenang juga memperingatkan serangan lain, dan kini tengah mengejar tersangka yang dapat memiliki akses ke bahan peledak. Sementara itu, tentara bersenjata berjaga-jaga di luar Kuil Santo Antonius, salah satu dari tiga gereja yang diserang, dan toko-toko terdekat tutup.
http://bit.ly/2GNN63N
April 26, 2019 at 02:41PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2GNN63N
via IFTTT
No comments:
Post a Comment