REPUBLIKA.CO.ID, WAKARTA -- Wagyu atau daging sapi jepang merupakan salah satu favorit banyak pecinta steak premium. Teksturnya yang lembut dan sangat empuk membuat orang tak harus "berjuang" saat memotongnya dan akan terasa lumer di mulut.
Aroma dan rasa wagyu pun sangat khas berkat adanya sebaran kandungan lemak intraotot (marbling). Semakin banyak marblenya maka daging tersebut semakin lembut dan juicy dengan terasa sedikit manis.
"Semakin tinggi level marbling semakin bagus dagingnya, sebab ini kan nggak muncul dengan sendirinya," ujar pakar kuliner Kevindra Soemantri.
Marmer wagyu memiliki 12 level yang berbeda. Untuk menentukannya terdapat satuan ukur bernama beef marbling standard (MBS). Untuk MBS 1 maka serat berwarna putih pada bagian daging hanya terdapat sedikit saja. Semakin tinggi angkanya maka serat putih itu semakin banyak dan daging pun semakin baik.
Kevin menjelaskan, marble pada daging pun tidak serta-merta muncul ada begitu saja. Untuk menghasilkannya dibutuhkan proses yang panjang dan memakan biaya dari proses produksinya. Tak heran jika daging wagyu dijual dengan harga yang cukup mahal.
"Marble nggak muncul sendiri karena memang ditentukan dari kualitas pakan sapi dan lingkungan yang dibangun," ujar Kevin.
Ketika sapi Jepang hidup di iklim yang cocok kemudian diberikan pakan yang terbaik hingga diberikan perlakukan khusus maka marble akan muncul. Kevin menjelaskan, bahkan ketika sapi sudah mendapatkan perlakukan istimewa, tidak semua sapi bisa menghasilkan MBS yang tinggi sesuai harapan karena sering kali faktor individu dari sapi itu sendiri.
https://ift.tt/2VaMAmb
April 01, 2019 at 02:09PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2VaMAmb
via IFTTT
No comments:
Post a Comment