REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, mengimbau seluruh pihak untuk tidak kembali berbuat rusuh. Ia mengatakan, jangan sampai TNI turun tangan karena tidak akan ada negosiasi seperti yang dilakukan kepolisian.
"Jangan sampai terpaksa turun. Kalau turun, alat saya TNI, alat pertahanan negara. Jadi kalau saya turun, ingat, tak ada lagi negosiasi, tak ada lagi diskusi dan lain-lain," ungkap Ryamizard di Kementerian Pertahanan, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (30/5).
Ryamizard menuturkan, situasi yang terjadi pada 21-22 Mei lalu masih dalam batas masalah ketertiban masyarakat. Domain untuk menyelesaikan masalah tersebut berada di tangan pihak kepolisian. TNI hanya membantu jika memang diperlukan dan situasi sudah berubah dan mengancam keutuhan negara.
"Termasuk di situ ada masalah ideologi. Bisa hancur negara karena ideologi. Kalau sudah ke sana, kemudian keselamatan bangsa, saya harus turun tangan," terangnya.
Ia juga menilai, terlibatnya purnawirawan TNI dalam beberapa kejadian pascapemilu seharusnya tidak boleh terjadi. Ia merasa sedih ada senior serta adik angkatannya yang terlibat dalam kejadian seperti aksi 22 Mei lalu.
"Terus terang saja, di sana yang diperiksa-periksa itu kan banyak purnawirawan. Itu senior saya, ada adik-adik angkatan saya. Sebagai sama-sama purnawirawan, sebetulnya tidak baik, ini tidak boleh terjadi begitu," ujar Ryamizard di Kementerian Pertahanan, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (30/5).
Ia mengatakan, seharusnya mereka jangan menghilangkan citra yang selama ini telah mereka miliki dengan terlibat aksi-aksi yang tak sepantasnya. Menurut dia, pengabdian kepada bangsa dan negara selama berpuluh-puluh tahun tak sepatutnya dicoreng.
"Teman-teman kita gugur baik di Aceh, Papua, terutama di Timtim. Nah ini sisa-sisa yang belum gugur ini, kenapa jadi begitu? Nah ini saya kalau dikatakan sedih, sedih saya," kata dia.
http://bit.ly/2wsCd2r
May 30, 2019 at 06:46PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2wsCd2r
via IFTTT
No comments:
Post a Comment