REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tapak sains dan kemajuan Islam membekas di Maroko. Banyak cendekiawan bertemu dan mengembangkan beragam ilmu pengetahuan.
Maroko juga menjadi tempat singgah para ilmuwan dari seantero dunia. Para ilmuwan menyempatkan diri untuk berhenti di wilayah ini, terutama ketika jalur Mediterania tak lagi dianggap aman bagi para penjelajah Muslim pada abad ke-11.
Jejak pengembangan industri kertas terkuak di Maroko bermula dari pertemuan antara pedagang Islam dan Eropa. Para pelajar Muslim membawa ilmu mengenai pembuatan kertas dari daratan Cina.
Umat Islam mengembangkannya dan memproduksi kertas dalam skala besar. Kincir air sebagai alat yang digunakan dalam pembuatan keras pertama kali dibangun di Baghdad dan Iran pada abad ke-8 dan ke-9.
Seiring berjalannya waktu, produksi kertas meluas hingga Suriah dan Palestina. Pada 850 Masehi, kertas pembuatan kertas berkembang di Mesir. Teknologi pembuatan kertas dan bermunculannya industri kertas di Maroko berlangsung pada abad ke-10. Dari sini, seabad kemudian menyeberanglah teknologi itu ke Spanyol.
Seusai melalui Spanyol dan Sisilia, menyebarlah industri kertas ke Italia dan hampir seluruh benua Eropa. Gambaran tersebut hanya mewakili satu di antara bukti pentingnya Maroko.
Perspektif kajian lainnya terkait daerah batas negara antara Maroko dan Andalusia. Para siswa dari Maroko pada abad ke-13 banyak ditemui di Cordoba, Murcia, atau Valencia, Spanyol.
Hal tersebut menunjukkan adanya keterkaitan pada peristiwa sejarah di abad ke-8 hingga akhir abad ke-11. Saat itu terlihat perkembangan komunitas Maroko dan Muslim Spanyol yang mempunyai budaya hampir sama.
Negeri ini dijuluki Maghribi yang merujuk pada paradigma Arab karena termasuk daerah Islam Afrika yang beretnik mayoritas Arab sebagaimana Mesir, Libya, dan Aljazair.
http://bit.ly/2XfEpG6
May 30, 2019 at 05:18PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2XfEpG6
via IFTTT
No comments:
Post a Comment