REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis politik Exposit Strategic Arif Susanto mengatakan Presiden JokoWidodo memiliki reputasi sebagai figur yang pandai merangkul lawan politiknya. "Joko Widodo(Jokowi) tampaknya sudah punya reputasi sebagai figur politik yang pandai merangkul lawan," kata Arif dalam forum diskusi bertajuk "Sesudah MK: Silaturahmi atau Negosiasi?" yang diselenggarakan Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia, di Jakarta, Jumat (28/6).
Dia mengatakan berdasarkan catatannya, pascapemilu 2014 Jokowi pernah memberikan kejutan dengan berkunjung cukup intensif ke kediaman lawan politiknya, yakni Prabowo Subianto, di Kertanegara dan Hambalang. "Masih teringat bahwa ada adegan ikonik kala itu di mana Jokowi bersama Prabowo naik kuda bersebelahan. Itu menunjukkan Jokowi punya kemampuan merangkul lawan," kata Arif.
Selain itu, kata dia, setelah Pilkada DKI Jakarta 2017, ada pula kejadian ikonik lain di mana Jokowi melakukan sesi minum teh bersama Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono di istana. Ia menilai ini juga menunjukkan kemampuan Jokowi merangkul lawan politiknya.
Lebih dari itu, kata dia, Jokowi dalam dua periode berbeda didampingi dua figur yang sejak awal merupakan sekutu politik. "Kita masih ingat pernyataan Jusuf Kalla sebelum 2014, yang isinya meragukan kemampuan Jokowi. Kita juga ingat Ma'ruf Amin pernah menjadi bagian kelompok yang kontra kepemimpinan Ahok. Artinya Jokowi menunjukkan kemampuan merangkul lawan politik," ujar dia.
Jika dikaitkan dengan kondisi pasca-Pilpres 2014. Arif menyatakan Jokowi bisa saja merangkul kelompok yang menjadi oposisi saat Pilpres 2019.
Namun, kata dia, upaya merangkul lawan politik tidak akan serta merta memperkuat kekuatan politik Jokowi. "Merangkul lawan akan membuat kekuatan lawan berkurang tapi tidak serta merta menambah kekuatan politik," katanya.
https://ift.tt/2LpZ5IA
June 29, 2019 at 08:14AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2LpZ5IA
via IFTTT
No comments:
Post a Comment