Pages

Monday, July 29, 2019

Terdata Ada 53 Orang Pengungsi Konflik Nduga Meninggal

53 orang meninggal itu di antaranya 23 anak-anak karena karena sakit.

REPUBLIKA.CO.ID, WAMENA -- Sebanyak 53 orang pengungsi korban konflik Nduga di Papua meninggal selama Desember 2018 hingga Juli 2019. Penyebabnya ada beberapa faktor, di antaranya sakit dan karena faltor usia yang sudah lanjut.

"Data pemkab dan Kemenkes yang sudah divalidasi, 53 orang meninggal di antaranya 23 anak-anak tapi karena sakit, usia dan berbagai faktor lainnya. Tidak benar berita lebih dari 130 orang meninggal dalam pengungsian," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat di Wamena Papua, Selasa (30/7).

Dia mengatakan, Kemensos hadir langsung ke Wamena untuk memastikan kronologis dan mendapatkan informasi yang akurat terkait pemberitaan di berbagai media massa bahkan media internasional. Sebelumnya dikabarkan lebih dari 130 pengungsi korban konflik Nduga meninggal akibat kelaparan.

Selain itu, Kemensos juga datang langsung untuk menyerahkan bantuan bagi pengungsi korban konflik Nduga. Total bantuan yang diserahkan senilai Rp 3,68 miliar berupa logistik, makanan, sandang dan perlengkapan lainnya.

Dirjen Harry Hikmat sempat berdialog dengan pengungsi yang berada di Gereja Weneroma di Wamena untuk mendapatkan masukan terkait kondisi mereka. Sekretaris Daerah Kabupaten Nduga Namia Gwijangge menegaskan ke 53 data korban meninggal dunia tersebut hasil dari pendataan dan investigasi di 11 distrik yang terdampak konflik. "Data itu dari awal konflik bukan saat terjadi pengungsian," tegas Namia.

Dia merincikan dari 53 orang yang meninggal tercatat anak-anak sebanyak 23 orang, 20 orang dewasa dan sisanya lansia. Hal tersebut juga ditegaskan oleh Dandim 1702 Jayawijaya Letkol Inf Chandra Dianto bahwa mereka belum mendapatkan informasi adanya 130 orang pengungsi yang meninggal.

"Terkait 130 orang meninggal karena kelaparan kami belum dapat info. Ada sekitar 53 yang meninggal bukan karena kelaparan tapi ada yang sakit dan faktor lainnya," jelas Chandra.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua, Theo Hesegem mengatakan memiliki data tentang 139 pengungsi yang meninggal. "Bahkan ada lebih banyak yang meninggal, saya punya datanya," kata Theo.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2SSaEKb
July 30, 2019 at 07:22AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2SSaEKb
via IFTTT

No comments:

Post a Comment