Pages

Monday, September 2, 2019

Kesaksian Korban Selamat Tabrakan Beruntun Tol Cipularang

Akibat kerasnya benturan, mobil menyeberang ke jalur berlawanan lalu masuk jurang.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Tabrakan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan terjadi di kilometer 92 jalur B arah Jakarta Tol Cipularang, Purwakarta, Jawa Barat, Senin (2/9). Delapan orang dinyatakan meninggal dunia denagn enam korban di antaranya disebabkan luka bakar. Adapun korban luka berat sebanyak tiga orang dan 25 orang mengalami luka ringan.

Dari puluhan kendaraan yang terlibat kecelakaan, ada satu keluarga yang menumpangi Toyota Fortuner bernomor polisi A 1535 JJ selamat dari kecelakaan. Suherman (33 tahun), sopir Fortuner, mengatakan, dirinya membawa empat penumpang di kendaraannya.

Rombongan asal Kawidangan, Cikupa, Banten, itu baru kembali dari Manonjaya, Tasikmalaya. Mereka terlibat kecelakaan karena kendaraannya sedang melaju kencang. "Di depan mobil saya ada bus Alina yang mengerem mendadak, padahal saat itu saya sedang memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi," ujar Suherman kepada Republika di RSU MH Thamrin Purwakarta.

Untuk menghindari tabrakan, Suherman langsung mengerem kendaraannya. Nahas, kendaraannya ditabrak kendaraan lain dari belakang. Saking kerasnya benturan, Fortuner ini langsung menyeberang ke jalur A (jalur berlawanan). Kemudian, kendaraan ini menabrak pembatas dan masuk ke jurang.

"Alhamdulillah, saya bersama empat anggota keluarga semuanya selamat. Beruntung, saat mobil saya nyelonong ke jalur berlawanan, tidak ada kendaraan lain sehingga kecelakaan yang dialami saya dan keluarga tak terlalu parah,\" ujarnya yang mengalami luka ringan ini.

Investigasi

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan melakukan kajian agar kecelakaan di Tol Cipularang tidak terulang. Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, Kemenhub menurunkan Direktur Angkutan Jalan Ahmad Yani dan tim menuju lokasi kecelakaan.

“Tim ini untuk mengecek kejadiannya seperti apa dan nanti akan dilakukan semacam kajian untuk tidak terulang lagi kejadian itu,” kata Budi di gedung Kemenhub, Senin.

Budi mengatakan, Kemenhub ingin ingin mengetahui faktor dan penyebab terjadinya kecelakaan. Apalagi, dalam kecelakaan tersebut juga terjadi kebakaran yang melibatkan beberapa kendaraan. “Ini termasuk kecelakaan yang menonjol,” ujar Budi.

Selain Kemenhub, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga langsung menerjunkan tim untuk melakukan investigasi atas terjadinya kecelakaan. Budi mengaku belum mendapatkan detail rekomendasi dari KNKT.

Kendati demikian, Budi menyebut lokasi kecelakaan memiliki konstruksi yang tidak biasa. “Jalan itu memang //kan agak// ada tikungan dan kemudian turunan. Jadi, kalau dari Bandung pasti kecenderungannya adalah kecepatan tinggi,” kata Budi.

Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Hery Antasari mengatakan, kecelakaan bukan karena kontur jalan yang menurun tajam. Sebab, kecelakaan terjadi di Km 92 atau sebelum jalan menurun. “Turunan mulai Km 97, ini malah sebelum turunan tajam. Tapi, itu urusannya polisi nanti. Kita hanya akan cek masalah kelaikan kendaraan, terutama untuk //dump truck//,” katanya. n ita nina winarsih/rizky suryarandika/rahayu subekti/arie lukihardianti ed: satria kartika yudha

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/34eFWQZ
September 03, 2019 at 07:31AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/34eFWQZ
via IFTTT

No comments:

Post a Comment