Pages

Friday, September 27, 2019

Menkes Apresias Petugas Kesehatan Haji

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA--Kementerian Kesehatan melalui Pusat Kesehatan Haji menggelar evaluasi nasional penyelenggaraan kesehatan haji tahun 1440 M / 2019 H. Evaluasi dibuka Menteri Kesehatan, Nila Moeloek dengan 300 peserta yang merupakan petugas kesehatan haji Indonesia.

Nila menyampaikan, penyelenggaraan kesehatan haji secara umum dinilai lancar, tertib dan aman. Menkes Nila mengaku bahagia atas prestasi yang diraih Kemenkes atas kinerja para petugas kesehatan yang tergabung dalam Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI).

"Saya ingin menyampaikan penghargaan yang tinggi pada PPIH bidang kesehatan, TPP, TGC, TKR. Begitu juga dengan TKHI,"kata Nila di Hotel Bidakara, Jakarta pada Jumat (27/9).

Nila juga memberikan apresiasinya kepada Kementerian Agama, Pemerintah Daerah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta seluruh pihak lainnya atas kerjasama dan dukungannya pada penyelenggaraan kesehatan haji tahun ini.

Menurutnya, penyelenggaraan kesehatan haji tahun 2019 terbilang sukses karena mendapatkan empat penghargaan dari Kerajaan Arab Saudi. Meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Empat penghargaan tersebut terdiri atas penghargaan terhadap upaya promotif preventif yang diberikan oleh Kemenkes Madinah. Penghargaan kedua diberikan oleh Kemenkes Makkah kepada KKHI Makkah atas pelayanan kesehatan kepada jemaah haji Indonesia. Yang ketiga, penghargaan kembali diterima oleh KKHI Makkah atas pelayanan dan peralatan kesehatan yang disediakan.

Terakhir, apresiasi dari Muasassah Asia Tenggara atas pelayanan kesehatan di Makkah dan Armuzna. Sehingga sejak tahun 2016, Kemenkes telah menerima sepuluh penghargaan dari Arab Saudi.

"Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari bimbingan Menteri Kesehatan dan Menteri Agama periode pemerintahan saat ini," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka

Berdasarkan data yang diolah dari Siskohat kesehatan, dari 453 jemaah haji wafat, 81,5 persen statusnya berisiko tinggi, baik aspek usia maupun penyakit bawaan. Penyebab kematian jemaah haji sebagian besar karena penyakit kardiovaskular, pernafasan, dan sirkulasi.

Dibalik fakta tersebut, Menkes meminta agar masyarakat tidak hanya melihatnya dari sisi jumlah jemaah yang meninggal dunia, tetapi juga yang kondisinya sehat dan bisa kembali ke Indonesia yang mana jumlahnya jauh lebih banyak.

Dari laporan Kepala Bidang Kesehatan PPIH bidang kesehatan 2019, Tim Promotif Preventif (TPP) telah melaksanakan promosi kesehatan kepada 529 kloter (100 persen) bahkan sebelum masanya puncak haji. Di tingkat sektor, Tim Gerak Cepat (TGC) telah melakukan deteksi dini kepada 9.550 jemaah haji dan respon emergensi ke 2.738.

Sedangkan pelayanan kesehatan oleh Tim Kuratif Rehabilitatif (TKR) di KKHI Makkah dan Madinah totalnya mencapai 3.448 jemaah haji yang mendapatkan perawatan rawat inap. Sedangkan pelayanan kesehatan (rawat jalan) oleh TKHI di kloter seluruhnya 475.464 layanan.

"Kita harus melihat juga seberapa banyak jemaah yang berhasil diberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan sehingga bisa diselamatkan dan kembali ke tanah air," tegas Menkes.

Hadir pada acara tersebut, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes, Siswanto, Staf Ahli Menkes bidang Desentralisasi Kesehatan, Pattiselano Robert Johan, dan Sekretaris Komisi Fatwa MUI yang juga anggota Komite Ahli Kesehatan Jamaah Haji Indonesia (KOMLI), Asrorun Niam

Pertemuan tahunan yang berlangsung pada tanggal 26-28 September 2019 ini diikuti oleh sekitar 300 peserta yang merupakan perwakilan TKHI, PPIH, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) embarkasi/debarkasi, dan pelaksana haji lainnya di Dinas Kesehatan dan beberapa instansi serta organisasi terkait lainnya.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2nokEiy
September 28, 2019 at 09:10AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2nokEiy
via IFTTT

No comments:

Post a Comment