REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya menyebut, ratusan orang mengalami luka-luka akibat aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (24/9). Ratusan orang telah diizinkan pulang, sementara belasan lainnya masih menjalani rawat inap di beberapa rumah sakit.
"Kami sudah mendata, ada sebanyak 254 yang dirawat jalan di beberapa rumah sakit, kemudian yang dirawat inap 11 orang," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Gatot Eddy Pramono di Mapolda Metro Jaya, Rabu (25/9).
Gatot tidak merinci luka yang dialami oleh para korban dan di rumah sakit mana saja mereka dirawat. Gatot menduga para korban mengalami luka akibat berusaha melarikan diri saat terkena tembakan gas air mata.
"Ada mahasiswa yang terkena gas air mata, kemudian karena dorong-dorongan dan mereka lari, kami masih dalami penyebabnya apa," ujar Gatot.
Selain dari mahasiswa, menurut Gatot, puluhan personel polisi juga mengalami luka akibat insiden tersebut. Gatot menyebut, hingga kini anggotanya itu masih menjalani rawat inap.
"Petugas polisi lebih kurang sebanyak 39 orang yang mengalami (luka), mungkin mereka ada yang terkena lemparan batu. Ada juga yang tangannya patah dan lain sebagainya. Sekarang sedang dirawat inap," ungkap dia.
Sebanyak 90 mahasiswa korban kericuhan demonstrasi di sekitar Gedung DPR-MPR RI Jakarta dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta Selatan. Menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat RSPP Agus W Susetyo, 74 orang di antaranya tidak memerlukan penanganan serius dan bisa langsung pulang.
Menurut Agus, 14 orang lainnya berstatus kuning. Artinya, pasien tersebut dalam kondisi perlu penanganan segera, namun kondisinya stabil.
Sementara itu, Agus mengungkapkan bahwa dua orang sisanya berstatus merah. Itu berarti pasien tersebut dalam kondisi perlu penanganan cepat dan harus dirawat inap.
"Itu data pasien yang masuk IGD RSPP pada Selasa dari pukul 17.00 sore tadi sampai Rabu pukul 00.30 WIB," ujar Agus.
Sementara itu, Direktur Rumah Sakit (RS) Pelni, dr Dewi Fankhuningdyah, mengatakan ada 13 korban yang masuk ke rumah sakitnya. Salah seorang korban diketahui bernama Faisal Amir, mahasiswa Universitas Al Azhar yang masih dalam kondisi kritis setelah menjalani operasi di bagian kepala.
"Tiga yang masih dirawat dan sisanya sudah dipulangkan," kata Dewi saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (24/9) berakhir ricuh. Sejumlah pos polisi yang ada di bawah jalan layang Slipi, di Palmerah, dan pertigaan Hotel Mulia, serta pintu tol Pejompongan dibakar oleh massa.
https://ift.tt/2lyljNT
September 25, 2019 at 11:13AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2lyljNT
via IFTTT
No comments:
Post a Comment