REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menggonfirmasi terbunuhnya Abu Bakar al-Baghdadi dalam serangan oleh pasukan khusus Amerika Serikat (AS) di Provinsi Idlib, Suriah. ISIS juga mengonfirmasi kematian juru bicaranya Abu al-Hassan al-Muhajir.
ISIS mengonfirmasi kematian pemimpinnya dalam rekaman audio yang diunggah. Kelompoknya mengatakan telah menunjuk seorang pengganti Baghdadi yakni Abu Ibrahim al-Hashemi al-Quraishi.
Namun, peneliti di Swansea University yang berfokus pada ISIS, Aymenn al-Tamimi, mengatakan nama pemimpin baru itu tidak diketahui. Tapi bisa saja merujuk pada tokoh terkemuka ISIS yang disebut Haji Abdullah, yang diidentifikasi oleh Departemen Luar Negeri AS sebagai pengganti Baghdadi.
Seorang mantan tokoh senior dalam kelompok saingan Islam Alqaidah di Irak, ia juga dikenal sebagai Mohamed Said Abdelrahman al-Mawla. Para analis juga menyebut Saudi Abu Abdullah al-Jizrawi dan Abdullah Qaradash, seorang Irak dan salah satu pria tangan kanan Baghdadi, sebagai calon penerus bersama dengan Abu Othman al-Tunisi.
Seorang juru bicara ISIS dalam video itu juga memperingatkan pembalasan dendam kepada AS. "Waspadalah terhadap pembalasan (terhadap) bangsa mereka dan saudara-saudara mereka yang kafir dan murtad," kata juru bicara itu.
Menurut para pakar, kematian Baghdadi diprediksi akan menyebabkan ISIS terpecah, sehingga meninggalkan siapa pun yang muncul sebagai pemimpin barunya dengan tugas menarik kelompok itu kembali sebagai kekuatan tempur.
Kematian Baghdadi menimbulkan perdebatan apakah kehilangan pemimpinnya dengan sendirinya akan mempengaruhi kemampuan kelompok itu atau tidak. Bahkan jika memang menghadapi kesulitan dalam transisi, ideologi yang mendasari dan kebencian sektarian yang dipromosikannya tetap menarik bagi banyak orang.
"Saya pikir mereka mencoba mengirim pesan, 'Jangan berpikir Anda telah menghancurkan proyek hanya karena Anda telah membunuh Abu Bakar al-Baghdadi dan juru bicara resmi'," kata Tamimi.
ISIS telah melakukan serangan sejak kehilangan wilayah signifikan terakhirnya di Suriah pada Maret. ISIS telah mengklaim puluhan kasus atas serangan di Irak, Suriah, Afghanistan dan di tempat lain.
Salah satu pakar senior di Carnegie Endowment for International Peace, HA Hellyer mengatakan kelompok yang juga dikenal dengan nama Daesh itu akan memilih Quraishi sebagai pengganti Baghdadi untuk menyarankan keturunan dari suku Nabi Mohammad. Nama "khalifah" Baghdadi juga berakhir di Quraishi.
"ISIS berusaha menunjukkan kepada para pengikutnya bahwa ia menghormati tradisi itu, tetapi umat Islam lebih cenderung tidak terlalu peduli, mengingat pelanggaran luas hukum Islam yang jelas-jelas melibatkan ISIS," kata Hellyer.
Dalam pesan audio terakhir yang dirilis pada September, Baghdadi mengatakan operasi serangannya dilakukan setiap hari. Dia juga mendesak kebebasan bagi perempuan yang dipenjara di Irak dan Suriah karena dicurigai memiliki hubungan dengan kelompok itu.
Baghdadi mengatakan AS dan kuasanya telah dikalahkan di Irak dan Afghanistan. Menurutnya, AS telah 'diseret' ke Mali dan Niger.
https://ift.tt/2PAcW0V
November 01, 2019 at 07:33AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2PAcW0V
via IFTTT
No comments:
Post a Comment