REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uji coba lintas rel terpadu (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) lintas Cibubur-Cawang tampaknya akan molor lagi. Rencananya, uji coba LRT Jabodebek jalur tersebut akan dilakukan pada pekan ini, tetapi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan masih membutuhkan waktu.
"Pengalaman kita di Palembang dan moda raya terpadu (MRT), proses uji coba ini lama. Makanya, mulai kita lakukan akhir bulan ini (untuk LRT Jabodebek)," kata Budi, di gedung Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Senin (7/10).
Meski gagal uji coba, LRT Jabodebek menurutnya tetap akan melakukan operasional pada November 2021. Hanya saja, Budi belum bisa memastikan rangkaian kereta yang akan digunakan untuk uji coba sudah dikirim ke Jakarta atau belum. "Mestinya dekat-dekat ini akan datang," ujar Budi.
Budi juga menegaskan, pemerintah tidak bisa menentukan begitu saja LRT Jabodebek dioperasikan setelah uji coba dilaksanakan. Budi mengatakan, ada beberapa konsekuensi yang perlu dipertimbangkan, termasuk bagaimana membawa rangkaian LRT tersebut.
"Kita mau bicara cara ngangkatnya (kereta) seperti apa. Saya enggak mau ada risiko," kata Budi menjelaskan.
Direktur Operasional II PT Adhi Karya Pundjung Setya Brata mengatakan, rangkaian kereta LRT Jabodebek mulai diangkut ke Jakarta pada pekan lalu dari PT Industri Kereta Api (Inka). Pundjung menjelaskan, nantinya total rangkaian untuk LRT Jabodebek sebanyak 180 rangkaian kereta.
Khusus untuk uji coba, lanjut dia, hanya akan menggunakan satu rangkaian yang terdiri dari enam kereta yang akan melintas di Stasiun Cibubur, Ciracas, Kampung Rambutan, Taman Mini, dan Cawang. Pundjung memastikan, setelah uji coba lintas Cibubur-Cawang selesai dan sukses, rangkaian kereta selanjutnya akan dikirim.
"Nanti tiap tiga bulan ada tiga rangkaian bertahap, setiap bulan satu rangkaian. Total ada 18 kereta (gerbong) setiap tiga bulan," ujar Pundjung.
Pundjung mengatakan, uji coba LRT Jabodebek lintas Cibubur-Cawang akan dilakukan selama tiga sampai enam bulan. Pundjung memastikan, tahapan selanjutnya akan tergantung hasil evaluasi uji coba.
Pembangunan LRT Jabodebek per 27 September 2019 telah mencapai 65,77 persen. Untuk lintas Cibubur-Cawang, pembangunannya mencapai 85,28 persen, lintas Cawang-Kuningan-Dukuh Atas mencapai 55,91 persen, dan lintas Cawang-Bekasi Timur mencapai 59,12 persen.
Pembebasan Lahan Terhambat
Pembebasan lahan lintas rel terpadu (LRT) Jabodebek saat ini masih terhambat, khususnya untuk depo di Bekasi Timur. Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Sofyan Djalil mengatakan, evaluasi rutin terkait persoalan tersebut masih terus dilakukan.
"Kalau tanah yang di Bekasi Timur saja sedikit, tapi masalahnya sedang kita konsinyasi," kata Sofyan beberapa waktu lalu.
Dia menjelaskan, masih ada beberapa bidang luas tanah yang belum dibebaskan di lokasi tersebut. Meski tak banyak lahan yang masih perlu dibebaskan, Sofyan mengatakan, hal tersebut tetap mengganggu progres pembangunan LRT Jabodebek.
Sofyan mengakui, banyak hambatan yang membuat pembebasan lahan di Bekasi Timur belum juga selesai. "Macam-macam orang enggak mau dibebaskan gitu kan, tapi undang-undang sudah cukup efektif kalau tidak setuju kita konsinyasi nanti pengadilan yang menerima baru kita proses," ujar Sofyan menjelaskan.
Sofyan mengatakan, persentase pembebasan lahan di Bekasi Timur cukup tinggi. Kemungkinan target peresmiannya akan dilakukan tahun depan. "Makanya, Pak Menko (Luhut Binsar Pandjaitan) ingin pastikan semua berjalan sesuai dengan target," katanya.
https://ift.tt/358m3eC
October 08, 2019 at 07:37AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/358m3eC
via IFTTT
No comments:
Post a Comment