REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerhati pendidikan sekaligus pendiri sekolah Cikal Najeela Shihab menilai ada tiga hal yang membuat sistem pendidikan di Indonesia masih kurang. Tiga hal ini meliputi akses, kualitas, dan kesenjangan.
"Pertama mengenai akses (untuk mendapatkan pendidikan). Banyak anak yang masih kesulitan mengakses pendidikan dan akhirnya anak putus sekolah karena tidak mendapatkan pendidikan," ujarnya usai hadir di diskusi panel Konferensi Pendidikan Indonesia#semua murid semua guru, di Jakarta, Sabtu (30/11).
Persoalan kedua, dia melanjutkan, persoalan mengenai kualitas. Ia menjelaskan, anak-anak yang sudah mendapatkan pendidikan di sekolah tidak mendapatkan kualitas pembelajaran yang seharusnya. Efeknya, ia menyebutkan meski murid-murid telah berada di sekolah tetapi kualitasnya masih jauh dari yang diharapkan.
Masalah terakhir atau ketiga yaitu mengenai kesenjangan pendidikan. Perempuan yang juga inisiator jaringan semua murid semua guru ini menyebutkan, kesenjangan di berbagai wilayah masih terjadi bahkan semakin melebar. Padahal ia menhebut pada saat sistem pendidikan terintegrasi, semua pihak termasuk guru ingin terjadi pemerataan pendidikan.
Najelaa saat ini juga bekerja di tim Kemendikbud untuk mengkaji sekaligus assessment pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Ia memperkirakan hasil kajian ini bisa diketahui dalam beberapa pekan mendatang.
Pada diskusi yang sama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim juga menyatakan Kemendikbud masih mengkaji wacana penghapusan ujian nasional (UN). Kendati demikian, ia tak mau bicara banyak mengenai bahasan kajian hingga kemungkinan penghapusan UN yang disebut tidak melaksanakan Undang-Undang (UU) Sistem Pendidikan Nasional.
"Ditunggu saja, karena dalam waktu yang tidak terlalu lama hasil kajiannya akan kami bagi," katanya.
https://ift.tt/34zTG8s
December 01, 2019 at 07:47AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/34zTG8s
via IFTTT
No comments:
Post a Comment