REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengatakan, Turki akan mengirim milisi ISIS yang ditangkap kembali ke negara asal. Keputusan itu didorong Pemerintah Ankara karena tidak melihat adanya tindakan dari negara-negara Eropa terhadap masalah ini.
"Itu tidak bisa diterima oleh kami. Itu juga tidak bertanggung jawab," kata Soylu, Ahad (3/11) dikutip dari BBC.
Ankara merasa, Eropa sedang meninggalkan Turki sendirian untuk mengurusi tahanan-tahanan ISIS. Untuk itu, keputusan mengembalikan milisi ISIS ke negara asal menjadi pilihan yang dapat dilakukan. "Kami akan mengirim anggota ISIS yang ditangkap ke negara mereka," kata Soylu.
Turki telah menangkap beberapa anggota ISIS yang melarikan diri di timur laut Suriah selama bulan lalu. Penangkapan ini dilakukan setelah Turki meluncurkan serangan militer di wilayah tersebut. "Kami bukan hotel," ujar Soylu.
Soylu akan memastikan anggota ISIS yang saat ini ditahan dikirim kembali ke negara asal masing-masing. Puluhan ribu pejuang ISIS dan anggota keluarga mereka ditawan oleh pasukan gabungan di Suriah timur laut. Turki sekarang menahan sejumlah orang yang melarikan diri, termasuk warga negara Inggris dan Belanda, setelah meluncurkan serangannya ke Suriah Utara.
Militer Turki menyerbu wilayah perbatasan yang dikuasai Kurdi di Suriah Utara setelah pasukan Amerika Serikat ditarik. Operasi militer ini diklaim sebagai upaya untuk mendorong kembali YPG dari perbatasannya. Turki mengklaim YPG adalah cabang teroris dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang dan melakukan pemberontakan di Turki sejak 1984.
Pasukan Turki telah menciptakan "zona aman" antara Tal Abyad dan kota Ras al-Ain, mendorong YPG keluar dari daerah itu. Puluhan ribu orang meninggalkan rumah pada Oktober di kota-kota perbatasan di Suriah Utara, termasuk Tal Abyad dan Ras al-Ain, ketika pasukan Turki mendorong masuk ke daerah itu. Pasukan Turki pun telah memulai patroli bersama dengan pasukan Rusia pada hari Jumat (31/11).
https://ift.tt/2r323dO
November 03, 2019 at 08:30AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2r323dO
via IFTTT
No comments:
Post a Comment