Pages

Thursday, December 5, 2019

Teater Gandrik Pentaskan 'Para Pensiunan' di Surabaya

Akhir pekan ini, Teater Gandrik akan pentas di Surabaya bawakan lakon Para Pensiunan.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kelompok Teater Gandrik asal Yogyakarta siap mementaskan lakon "Para Pensiunan" di Gedung Ciputra Hall Surabaya, Jawa Timur. Rencananya, pertunjukan akan berlangsung selama dua hari pada akhir pekan ini, yakni 6 dan 7 Desember 2019.

Ketua Panitia Penyelenggara Arif Afandi mengungkapkan bahwa pementasan Teater Gandrik dimaksudkan memberi citra peduli budaya terhadap masyarakat Kota Surabaya. Terlebih, aktivitas keseharian dalam bermasyarakat cukup melelahkan.

"Karena itu, perlu kiranya menikmati karya kesenian sehingga menjadi penyeimbang dalam kehidupan kita," ujarnya di sela jumpa pers menjelang pementasan "Para Pensiunan" di Surabaya, Kamis.

Arif berpendapat, setelah hajatan politik dan lelahnya pelaksanaan pesta demokrasi, kini saatnya masyarakat diajak untuk menengok kembali kebudayaan. Mantan wakil wali kota Surabaya ini menyampaikan, kehadiran komunitas Teater Gandrik yang berdiri di Yogyakarta sejak 1983 itu sangat penting.

"Suasana berkesenian di Surabaya perlu mendapat spirit baru dengan hadirnya Teater Gandrik dari Yogyakarta, yang telah dikenal secara nasional dan telah mempunyai ciri khusus dalam setiap pertunjukan," ucapnya.

Pimpinan Produksi Teater Gandrik Butet Kartaredjasa mengaku senang bisa kembali tampil di Kota Surabaya. Menurut putra seniman legendaris Bagong Kussudiardjo itu, Teater Gandrik telah beberapa kali menggelar pementasan di Surabaya sejak tahun 1997. Terakhir, Teater Gandrik tampil di Surabaya pada 2013, mementaskan lakon "Gundala Gawat".

"Pementasan lakon "Para Pensiunan" oleh Teater Gandrik kali ini melanjutkan keakraban yang telah dibina sebelumnya bersama para seniman asal Surabaya yang terus berlangsung hingga kini," kata adik kandung mendiang Djaduk Ferianto yang mengaku sangat mengagumi Teater Bengkel Muda Surabaya itu.

Naskah lakon "Para Pensiunan" ditulis oleh Agus Noor dan Susilo Nugroho. Ini merupakan karya terakhir dari Teater Gandrik yang disutradarai oleh mendiang Djaduk.

Sepeninggal Djaduk, Susilo yang juga dikenal sebagai salah satu pendiri Teater Gandrik, dipercaya untuk menyutradarainya. Lakon ini berkisah tentang para pensiunan jenderal, politisi, hakim, dan profesi lainnya yang sedang menikmati masa tuanya dan menunggu mati dengan tenang.

sumber : Antara

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2PfQ0lS
December 06, 2019 at 08:47AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2PfQ0lS
via IFTTT

No comments:

Post a Comment