Pages

Friday, December 14, 2018

Australia Bisa Akses Rekening Warganya di Swiss

Akses rekening untuk memastikan warga Australia bayar pajak semestinya.

REPUBLIKA.CO.ID,  CANBERRA -- Warga Australia pemilik rekening bank di Swiss, terutama kelompok individu terkaya, kini perlu berhati-hati. Pasalnya, Kantor Pajak Australia (ATO) telah mendapatkan akses ke rekening-rekening tersebut.

Wakil komisioner ATO Jeremy Hirschhorn memastikan pihaknya kini memiliki akses ke rekening bank Swiss. Akses ini akan digunakan untuk memastikan warga Australia membayar pajak sebagaimana mestinya.

"Kami baru saja menerima daftar semua warga Australia yang memiliki rekening bank Swiss," kata Hirschhorn kepada ABC Australia.

"Tentu saja tidak ada salahnya memiliki rekening bank Swiss. Tapi yang pasti ada beberapa orang dalam daftar ini yang menarik perhatian kami," ujarnya.

Hirschorn tak bersedia mengkonfirmasi apakah individu dengan kekayaan tinggi dalam daftar yang dipantau ATO itu termasuk para pesohor Australia.

"Saya tidak ingin menyebut nama-nama individu dalam daftar itu. Tapi yang ingin saya katakan yaitu para pesohor Australia umumnya merupakan pembayar pajak yang baik," kata Hirschhorn.

Menurut dia, jika ada nama pesohor dalam daftar ini, tentunya akan mengejutkan. Kemarin ATO merilis laporan transparansi korporat yang menyebutkan 81 persen perusahaan swasta terkait dengan kelompok usaha yang dikendalikan individu-individu kaya.

Laporan itu menyebut adanya 11 ribu entitas dengan kekayaan tinggi yang mencakup perusahaan, trust, kemitraan, dan dana pensiun. "Yang pertama adalah kami mengetahui siapa mereka, kami tahu siapa pemain-pemain besar itu," kata Hirschhorn.

Dia menjelaskan perekonomian digital kini semakin memudahkan perpindahan aset, namun sekaligus menyisakan jejak digital yang sangat mungkin dilacak.

Sebuah era yang berakhir

Hirschhorn menambahkan dunia digital saat ini memungkinkan seorang karyawan melaporkan perusahaan atau individu yang mungkin mengakali urusan pajak. Karyawan yang kecewa misalnya, bisa saja mengunduh seluruh data perusahaan, seperti terjadi dalam kasus Panama Papers.

"Jadi masa-masa melarikan duit ke luar negeri kini sudah berakhir," ucap Hirschhorn.

Laporan ATO mengenai transparansi korporat menyoroti adanya pengawasan terus-menerus terhadap pengemplang pajak. Laporan itu mengungkap sepertiga perusahaan besar Australia sama sekali tidak membayar pajak meskipun menghasilkan laba kotor.

Hirschhorn menyebutkan alasannya termasuk kerugian tahun sebelumnya, kepekaan terhadap kondisi ekonomi, dan pengurangan pajak. Hal itu, katanya, khususnya dialami perusahaan yang baru mulai. "Biasanya terjadi pada perusahaan pertambangan besar atau perusahaan industri ekstraktif," katanya.

Meski tidak menyebut nama perusahaan tertentu, Hirschhorn mengakui bahwa maskapai penerbangan Qantas saat ini telah membayar pajak perusahaan lagi.

Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2QsVptj
December 14, 2018 at 08:01PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2QsVptj
via IFTTT

No comments:

Post a Comment