Pages

Sunday, December 2, 2018

Ini Mengapa Tiap Negara Punya Spesifikasi Kendaraan Berbeda

Tiap negara memiliki kekhasan masing-masing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat mengunjungi beberapa negara Anda akan melihat tren otomotif yang berbeda. Setiap trennya memiliki keunikan tersendiri.

Padahal, semua pengendara tinggal di bumi yang sama, namun setiap negara memiliki spesifikasi yang berbeda-beda soal kendaraan. Hal ini disebabkan kebijakan di masing-masing negara juga berbeda. Berikut beberapa ulasannya dilansir dari laman Auto Car.

Jepang

Mobil berukuran kecil baik dijual di Jepang karena pemerintah mendorong pengendara membelinya. Sementara banyak orang Amerika mengemudi di segmen SUV karena mereka tinggal di tempat yang relatif jarang penduduknya dengan jalan menantang dan bahan bakar murah.

Australia

Selama beberapa dekade, Australia berdiri bangga sebagai satu-satunya negara manufaktur ute atau utility. Ute adalah mobil berbasis pikap yang lebih nyaman, dan lebih efisien. Ute dirancang, dibangun dan dijual secara eksklusif di Australia.

Bahrain

Mengemudi di Bahrain, maka Anda pasti akan melihat sejumlah besar mobil di jalan yang berwarna putih. Pembuat mobil Toyota, terutama masih menawarkan dekorasi stiker dan garis-garis, dekorasi yang hits di bagian lain dunia selama 1980-an. Ini adalah cara menambah warna untuk mobil atau truk bercat gelap. Cat gelap akan membuat kabin panas selama musim panas.

Bahrain juga memaksa beberapa aturan ketat mengemudi. Pengendara yang tertangkap menerobos saat lampu merah dapat menghabiskan hingga enam bulan penjara ditambah membayar denda. Jika melebihi batas kecepatan hingga 30 persen dihukum satu sampai tiga bulan penjara. Dalam setiap kasus, denda pasti akan disertai dengan kurungan penjara.

Brasil

Mobil Brasil menggunakan bahan bakar dari tebu, bukan dari minyak. Tebu berbasis etanol mulai mendapatkan popularitas sebagai bahan bakar untuk mobil selama 1970-an.

Pada 2018, bensin yang dijual minimal terdiri dari 25 persen etanol. Beberapa mobil membakar murni etanol, tapi 'flex-fuel vehicle' kendaraan mampu berjalan pada etanol, bensin atau campuran. Keduanya umum di jalan Brasil.

Cina

Pembeli Cina cenderung menjauh dari mobil baru karena baunya tidak enak, menurut analis pasar. Secara garis besar, mereka tidak tahan dengan aroma mobil baru yang nyatanya sangat diinginkan di sebagian besar tempat lain. Perusahaan mobil akan berusaha keras menghilangkannya dari kendaraan yang mereka jual di pasar lokal.

Ford menyewa apa yang disebut penguji bau yang mengintervensi selama proses pengembangan untuk mengendus setiap bagian dari mobil dan menunjukkan bagian-bagian yang aromanya perlu dilunakkan. Baru-baru ini diterapkan untuk mematenkan prosesnya.

Cina menjadi produsen otomotif terbesar di dunia pada 2017. Cina membuat 29.015.434 mobil dan kendaraan komersial, jumlah yang lebih besar dari Amerika Serikat, Jepang dan Jerman digabung. Amerika selesai jauh kedua dengan 11.189.985 pembuatan mobil dan truk yang telah diselesaikan, sementara Inggris 1.749.385 unit diproduksi peringkat di 13. Menariknya, Inggris membuat lebih banyak mesin sekitar 2,7 juta dari mobil di 2017.

Prancis

Sebanyak 61,6 persen dari 39 juta mobil baru dan bekas berbahan bakar diesel terdaftar di Prancis pada awal 2017. Angka ini turun sedikit sejak memuncak pada 62,4 persen pada 2015, dan diperkirakan akan jatuh lagi di 2018.

Pemerintah Prancis telah meluncurkan rencana pajak baru pada diesel untuk mencoba dan mengurangi penggunaan bahan bakar. Akan tetapi ini telah menuai respons kekesalan dari pengemudi Prancis.

Indonesia

Sementara untuk di Indonesia, mayoritas konsumen membeli mobil di segmen MPV, yang memiliki kapasitas hingga tujuh penumpang. Orang Indonesia kerap berpergian dengan keluarga besar atau teman-temannya.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2E0tV6G
December 03, 2018 at 08:25AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2E0tV6G
via IFTTT

No comments:

Post a Comment