REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko mengatakan lembaganya berupaya menjadi hub untuk kegiatan riset serta aktivitas kreatif berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat. "Sebanyak 180 laboratorium LIPI di 19 lokasi di 13 provinsi serta satu kapal riset Baruna Jaya VIII adalah sarana dan prasarana riset terbuka untuk masyarakat," ujarnya, Rabu (19/12).
Sebelumnya, ia menyebutkan kontribusi riset yang utama bukan ada pada out put, tetapi justru ada di proses dan aktivitas riset. Itu sebabnya tidak ada profesor riset hebat yang membuat Facebook, yang ada justru mereka yang pernah terlibat pada proses dan aktivitas riset. Artinya, proses dan aktivitas riset harus dibuka agar mudah diakses oleh banyak orang. Nanti mereka yang membawa ilmu pengetahuan itu menjadi sesuatu yang berguna.
"Itu yang terjadi pada riset revolusi industri 4.0. Bukan perisetnya yang membawa produknya sampai jadi, tapi ada yang mengembangkannya lagi sehingga jadi," katanya.
Sementara untuk kegiatan pembinaan ilmiah, sebanyak 2.650 generasi muda Indonesia telah memperoleh pembinaan ilmiah dari peneliti-peneliti LIPI dalam lima tahun terakhir. LIPI juga secara konsisten terus berperan dalam mengembangkan budaya ilmiah kepada generasi muda Indonesia melalui penyelenggaraan Kompetisi Ilmiah.
"Selama tahun 2015-2017, Kompetisi LIPI telah diikuti oleh 9.353 karya ilmiah dan 2.287 invensi remaja Indonesia," katanya.
Sejak berdiri pada 1967, LIPI berusaha menjawab persoalan masyarakat lewat pendekatan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui keberadaan 46 satuan kerja, lima kebun raya, empat pusat internasional, dua Technology Park dan satu Science and Techno park yang tersebar di 22 lokasi di seluruh Indonesia.
Masyarakat dapat memanfaatkaannya dalam portal aplikasi e-Layanan Sains LIPI di https://ift.tt/2EDjiYD, kata Handoko.
https://ift.tt/2rIxrLV
December 19, 2018 at 02:58PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2rIxrLV
via IFTTT
No comments:
Post a Comment