Pages

Thursday, January 17, 2019

Ini Penjelasan Soal Ijazah SMA Jokowi

Pada 1985 SMPP berganti nama menjadi SMA 6 Surakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- SMAN 6 Surakarta hingga saat ini masih menyimpan salinan ijazah Presiden Joko Widodo sebagai salah satu dokumentasi sekolah. Dokumentasi itu tersimpan rapih dan bisa dikeluarkan jika memang dibutuhkan.

"Kami ada buku induk sekolah, dan kalau ada yang menanyakan lulusan kami, ya kami menyediakan data selengkap-lengkapnya," kata Kepala SMAN 6 Surakarta Agung Wijayanto di Solo, Jawa Tengah, Kamis (17/1).

Ia mengatakan salinan ijazah yang disimpan oleh sekolah tersebut merupakan terbitan SMAN 6 Surakarta. Meski demikian, pada saat Joko Widodo lulus sekolah, yaitu pada tahun 1980 sekolah tersebut bernama Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan (SMPP). "Untuk cap sekolah juga masih menggunakan SMPP, tetapi di dalam kurung sudah SMA 6," katanya.

Menurut dia, pertama kali sekolah tersebut berdiri pada 1975. Meski belum menggunakan nama SMA, sekolah tersebut sudah menerapkan kurikulum pendidikan SMA. Selanjutnya, pada 1985 SMPP berganti nama menjadi SMA 6 Surakarta. "Seluruh SK-nya kami simpan," katanya.

Ia mengatakan penggantian nama sekolah dari SMPP menjadi SMAN 6 Surakarta diatur dalam SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 353/0/1985 tentang Perubahan Nama Sekolah.

Baca juga, TGB: Jokowi Tetap Tulus Bekerja Walau Terus Difitnah.

Menurutnya, sebelum berganti nama, pendaftaran masuk siswa baru masih menjadi satu dengan SMAN 5 Surakarta.  "Lalu jumlah siswanya dibagi menjadi dua dengan SMPP, sesuai urutan kelas. Pak Jokowi kebetulan masuk yang SMPP. Beliau masuk tahun 1976. Pada saat itu kan ada perubahan tahun ajaran, dari bulan Januari ke Juli jadi angkatannya Pak Jokowi di SMA sampai 3,5 tahun," katanya.

Sebetulnya, kata ia, fakta bahwa Presiden Joko Widodo merupakan lulusan SMAN 6 Surakarta tidak perlu diperdebatkan mengingat sudah banyak kejadian yang menguatkan kebenaran tersebut.

"Saya ingat, dulu tahun 2015 saat Hari Guru, Pak Jokowi diberikan kejutan berupa kedatangan para guru, termasuk guru SMA-nya ke Istana. Kami waktu itu juga kebagian mendata siapa saja yang menjadi guru beliau saat masih sekolah di sini. Itu sudah menjadi satu bukti," katanya.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2FEAAo1
January 17, 2019 at 09:45PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2FEAAo1
via IFTTT

No comments:

Post a Comment