REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- PT Pertamina (Persero) Wilayah Kalimantan Barat menyatakan, permintaan Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi di wilayah Kota Pontianak dan sekitarnya mengalami peningkatan pascamengalami penyesuaian harga, Sabtu (5/1) lalu.
"Rata-rata ada peningkatan permintaan untuk BBM nonsubsidi, tetapi masih rendah karena baru berjalan sekitar lima harian, pascapenyesuaian harga BBM nonsubsidi Sabtu lalu," kata Sales Eksekutive Retail VI, PT Pertamina Wilayah Kalbar, Benny Hutagaol di Pontianak, Kamis (10/1).
Ia menjelaskan, dari data yang pihaknya peroleh, BBM pertamax mulai menunjukkan peningkatan permintaan sekitar lima persen, kemudian dexlite juga mengalami peningkatan permintaan sekitar tujuh hingga delapan persen. Untuk produk BBM lainnya masih tidak ada pengaruhnya.
"Namun ini tidak bisa dijadikan acuan karena bergeser atau beralihnya konsumen baru bisa kami lacak sekitar dua minggu hingga satu bulan ke depannya," kata Benny.
Benny menambahkan, hingga kini yang baru kelihatan angkanya, yakni BBM jenis pertamax, karena sejak tanggal 10 Oktober 2018 lalu, mengalami penurunan permintaan sekitar 20 persen dari rata-rata permintaan di Kalbar. Sementara saat ini, setelah penyesuaian harga, untuk jenis pertamax mengalami kenaikan permintaan sekitar lima persen. Kemudian dexlite sempat turun sekitar 10 persen, kini mulai naik sekitar tujuh hingga delapan persen.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi dengan besaran yang bervariatif seiring dengan turunnya harga rata-rata minyak mentah dunia dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Harga baru yang berlaku di beberapa daerah bisa berbeda-beda karena dipengaruhi oleh perbedaan besaran Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) di masing-masing daerah. Untuk detail harga BBM dapat dilihat di www.pertamina.com.
http://bit.ly/2D1fwqk
January 10, 2019 at 03:27PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2D1fwqk
via IFTTT
No comments:
Post a Comment