REPUBLIKA.CO.ID,BEIJING -- Sebanyak 48 pejabat dari berbagai tingkatan di Cina dipecat dan dituntut bertanggung jawab secara hukum terkait skandal vaksin. Skandal ini melibatkan perusahaan farmasi Changchun Changsheng Life Sciences Limited.
Komisi Pusat Inspeksi Disiplin Partai Komunis China (CCDI) dan Komisi Penyelia Nasional (NSC) di Beijing, Sabtu (2/2), mengumumkan investigasi lebih lanjut atas kasus itu.
Wakil Kepala Lembaga Obat-obatan dan Pangan China (CFDA) yang dinonaktifkan lebih dulu, Wu Zhen, dipecat dan dihadapkan kepada pihak kejaksaan atas dugaan melakukan tindak kejahatan.
Wu merupakan salah satu dari enam pejabat yang dipecat dan diminta mengundurkan diri setelah adanya investigasi oleh CCDI dan NSC, yang tugasnya mirip dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Indonesia itu.
Sementara 42 pejabat lainnya yang bekerja di CFDA, Lembaga Produk Medis Nasional, beberapa instansi di Pemerintah Provinsi Jilin, Pemerintah Kota Changchun, dan Kawasan Pengembangan Industri Teknologi Mutakhir Changchun juga dibawa ke tingkat penuntutan.
Dari 42 pejabat tersebut, tiga tersangka yang memegang jabatan pada Dinas Obat-obatan Provinsi Jilin diberhentikan dan dituntut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Sebelumnya, Kepolisian Changchun menangkap 18 pelaku pemalsuan vaksin rabies, termasuk seorang pimpinan perempuan bermarga Gao, pada 29 Juli 2018 atas skandal vaksin yang menimbulkan jatuhnya korban jiwa. Changchun Changsheng juga diwajibkan membayar denda senilai 9,1 miliar RMB (Rp 20,02 triliun) dan kompensasi kepada para korban atas skandal keamanan vaksin yang diproduksinya.
http://bit.ly/2D7L5xh
February 03, 2019 at 05:23PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2D7L5xh
via IFTTT
No comments:
Post a Comment