Pages

Saturday, February 2, 2019

Januari 2019 Tercatat Jadi Bulan Terpanas di Australia

Suhu rata-rata Januari di seluruh Australia untuk kali pertama melebihi 30 derajat.

Januari 2019 tercatat sebagai bulan terpanas di Australia sejak dimulainya pencatatan suhu udara pada tahun 1910. Sementara Desember 2018 tercatat sebagai bulan Desember terpanas selama ini.

Data yang dirilis oleh Biro Meteorologi (BOM) hari Jumat (1/2/2019) menyebutkan Januari 2019 mencatat suhu minimum tertinggi, suhu maksimum tertinggi, dan suhu rata-rata tertinggi secara keseluruhan.

Menurut BOM, suhu rata-rata Januari 2019 untuk keseluruhan Australia untuk pertama kalinya melebihi 30 derajat Celcius. Selain itu, curah hujan di bawah rata-rata untuk sebagian besar wilayah.

Di Australia Selatan, Januari lalu merupakan bulan terkering sejak 2013. Kota Adelaide mencatatnya sebagai Januari terpanas sepanjang sejarah. Untuk pertama kalinya sejak 1957, BOM di Adelaide mencatat tak ada hujan pada bulan tersebut.

Kondisi yang sama terjadi di Australia Barat. Januari lalu menjadi yang terpanas, meski terjadi suhu lebih dingin di bagian pantai barat dan barat daya.

Curah hujan untuk negara bagian ini di bawah rata-rata dan bulan lalu merupakan yang terkering sejak 2005. Namun Kota Perth mencatat Januari paling dingin dalam satu dekade lebih dengan curah hujan rata-rata.

Di New South Wales, Januari lalu juga tercatat sebagai yang terpanas untuk suhu rata-rata, suhu maksimum dan minimum. Wilayah timur laut negara bagian ini juga mengalami bulan Januari paling kering.

Kota Sydney mengalami salah satu bulan Januari terpanas dengan curah hujan rata-rata.

Sementara negara bagian Victoria juga mencetak rekor baru suhu panas untuk bulan Januari.

Curah hujannya di bawah rata-rata, umumnya kurang dari 20 persen.

Selain kering, Kota Melbourne sangat panas, dengan suhu tertinggi terjadi di sejumlah wilayah.

Di negara bagian khusus ibukota Canberra (ACT), BOM setempat mencatat memiliki rekor suhu udara empat hari di atas 40 derajat.

Northern Territory atau Australia Utara mencatat Januari terpanas dan curah hujan di bawah rata-rata.

Queensland juga mengalami Januari terpanas dengan hujan lebat di sejumlah wilayah.

Kota Brisbane tercatat sangat panas dengan curah hujan sangat rendah sekitar 20 persen dari rata-rata Januari.

Di negara bagian Tasmania juga tercatat rekor Januari terpanas dan paling kering. Hal yang sama terjadi di Kota Hobart.

Kenapa panas sekali?

Pada musim panas kali ini sebenarnya tak terjadi fenomena El Nino. Namun suhu udara tetap meningkat.

Ahli cuaca dari BOM Andrew Watkins menjelaskan, ada beberapa faktor yang berperan dalam hal ini.

"Kita melihat kondisi gelombang panas mempengaruhi sebagian besar wilayah sepanjang bulan lalu, dengan rekor untuk durasi dan cuaca ekstrem harian," jelas Dr Watkins.

"Kontributor utama suhu panas ini yaitu sistem tekanan tinggi berkelanjutan di Laut Tasman, menghalangi masuknya cuaca dan udara dingin ke bagian selatan negara ini," katanya.

"Tren pemanasan yang mengakibat suhu Australia meningkat lebih dari satu derajat dalam 100 tahun terakhir, juga turut berkontribusi," tambahnya.

Kejadian menonjol bulan Januari yaitu gelombang panas yang memecahkan rekor di wilayah tenggara Australia.

Pengamat risiko cuaca Andrew Gissing menyebutkan produksi pertanian terpengaruh dengan kondisi ini.

Produksi susu, katanya, mengalami penurunan karena sapi-sapi sangat kepanasan.

"Kami mendengar laporan dari industri anggur mengenai buah anggur yang layu terbakar matahari," jelasnya.

Namun sejauh ini belum ada laporan mengenai dampak suhu panas ini pada penduduk setempat.

Menurut perkiraan, tiga bulan ke depan suhu udara kemungkinan akan lebih panas dari rata-rata di sebagian besar wilayah Australia.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.

Ikuti juga berita lainnya dari ABC Indonesia.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2UE72eH
February 02, 2019 at 08:06PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2UE72eH
via IFTTT

No comments:

Post a Comment