Pages

Thursday, February 7, 2019

Kemenkes Optimistis Wabah Campak Filipina tidak Masuk RI

Wilayah berbatasan dengan Filipina miliki cakupan imunisasi MR yang tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) optimistis wabah virus campak yang tengah terjadi di Filipina tidak akan terjadi di Indonesia. Alasannya cakupan imunisasi campak rubela (measles rubella/MR) di wilayah terdekat dengan negara tetangga tersebut seperti Sulawesi Utara (Sulut) dan Papua Barat sudah di atas 90 persen.

Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono mengatakan, data cakupan imunisasi MR di Sulut yang notabene berdekatan dengan Filipina secara kumulatif hingga 3 Februari 2019 tercatat 92,98 persen atau sebanyak 550.259 anak. "Aman (wabah virus campak rubela tidak akan masuk ke Indonesia)," katanya saat dihubungi Republika, Kamis (7/2).

Tidak hanya wilayah Sulut, ia menyebut cakupan imunisasi MR di wilayah lain yang juga berbatasan dengan Filipina yaitu Papua Barat bahkan sudah 102,63 persen atau sebanyak 273.458 anak sudah mendapatkan vaksinnya. "Jadi aman," katanya.

Ia menegaskan, Kemenkes juga tidak berencana kembali memperkuat cakupan imunisasi di wilayah tersebut karena cakupan vaksin MR di wilayah itu saat ini dinilai sudah aman.

"Tidak ada, tinggal berdoa saja," ujarnya.

Secara keseluruhan, Anung menyebut cakupan imunisasi MR di luar Pulau Jawa secara kumulatif hingga 3 Februari 2019 adalah 73,09 persen. Sebelumnya Pemerintah Filipina menyatakan wabah virus campak sedang melanda Ibu Kota Manila. Sedikitnya 861 kasus terduga campak dilaporkan sejak 2 Februari 2019 lalu.

Departemen Kesehatan Filipina menyatakan, sebanyak 50 orang, sebagian besar anak-anak, diyakini meninggal dunia akibat campak. Para pejabat juga menyebut lebih dari dua juta anak-anak yang belum divaksinasi terancam terpapar virus tersebut. Menteri Kesehatan, Francisco Duque, mengatakan kepada media setempat bahwa bronchopneumonia yang disebabkan komplikasi campak dapat mematikan. Karena itu, dia mengimbau para orang tua untuk membawa anak mereka divaksinasi.

"Orang tua seharusnya tidak menunggu komplikasi terjadi karena bisa jadi akan terlambat," ujarnya, seperti dilaporkan BBC.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2GddkP3
February 07, 2019 at 07:33PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2GddkP3
via IFTTT

No comments:

Post a Comment