REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- ExxonMobil Indonesia mengaku masih melakukan negoisasi dengan PT Pertamina (Persero) terkait jual beli minyak mentah. Negoisasi ini berlaku untuk pembelian minyak mentah periode Juli-Desember atau paruh kedua tahun ini.
Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Oil Indonesia, Erwin Maryoto menjelaskan sampai saat ini perusahaan masih melakukan pembahasan terkait harga dengan Pertamina. "Kita lagi bicara terbuka lah. Persoalan harga," ujar Erwin di DPR, Senin (18/3).
Namun Erwin enggan berbicara detail terkait negoisasi tersebut. Apalagi terkait berapa volume yang disepakati kedua belah pihak. Erwin menjelaskan kedua perusahaan masih melakukan pembahasan untuk jual beli minyak mentah ini.
Sebelumnya, Pertamina memang sudah melakukan negoisasi untuk membeli minyak mentah jatah KKKS milik ExxonMobil. Jual beli tersebut semestinya sudah terjadi untuk periode paruh pertama tahun ini.
Hanya saja, hasil final memutuskan pasokan minyak mentah paruh pertama hanya dipasok dari Chevron. Senior Vice President Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina Hasto Wibowo menjelaskan Pertamina dan Exxon kembali melakukan negosiasi untuk periode Juli-Desember 2019.
"(Kontrak) Januari-Juni, antara kami dengan penjual tidak ada kesepakatan. Ya namanya jual beli kan tidak bisa memaksa, kita harus respect. Nanti bicara lagi nih tapi untuk terms yang Juli-Desember, semester II lah," ujar Hasto, Senin (18/3).
Sebanyak 30 ribu barel per hari minyak mentah jatah ekspor milik ExxonMobil tengah dinegosiasikan agar bisa dibeli oleh Pertamina. Langkah ini dilakukan Pertamina untuk realisasi dari terbitnya Permen ESDM Nomor 42 Tahun 2018, yang mengatakan minyak mentah bagian KKKS diprioritaskan dijual ke Pertamina dan diolah di kilang minyak dalam negeri.
https://ift.tt/2W6PTe6
March 18, 2019 at 05:14PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2W6PTe6
via IFTTT
No comments:
Post a Comment