Pages

Friday, April 5, 2019

Mengenal Catalyser, Cara Pertamina Cetak Pemimpin Masa Depan

Pertamina melakukan akselerasi untuk pemimpin level Vice President.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina memiliki program pengembangan bakat yang dinamakan Catalyser. Menurut Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, dalam sebuah organisasi, perputaran  Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menduduki sebuah jabatan tertentu merupakan suatu hal yang lumrah.

“Sekarang saatnya Pertamina mempercepat  persiapan generasi pemimpin untuk level Vice President dan Senior Vice President kepada pekerja yang jauh lebih muda. Proses pengembangan karier Pertamina yang biasanya berlangsung selama lima tahun harus dipercepat menjadi dua tahun untuk mengisi posisi pengganti pertama dengan pemimpin yang cakap dan siap,” kata dia.  

Pada April 2018, Pertamina melakukan kick off program tersebut. Para pemimpin Pertamina menentukan rencana untuk program akselerasi kepemimpinan secara besar-besaran. Program ini difokuskan pada kapabilitas dan kesiapan 650 manajer berpotensi tinggi untuk menduduki 290 posisi pada level Vice President  dan Senior Vice President.

Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Koeshartanto mengungkapkan,  Catalyser ini merupakan program Akselerasi untuk menyiapkan Future Leaders Pertamina dengan mengkombinasikan modul-modul bisnis komprehensif. Program dilengkapi dengan studi banding ke berbagai penjuru dunia dan rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan dengan Partner-partner Professional yang sangat berpengalaman dalam mengembangkan wawasan bisnis dan leadership masa depan.

“Dengan Catalyser kami tidak mengambil pendekatan off the shelf. Artinya kami membangun sendiri strategi pembelajaran dan pengembangan, juga menggunakan standar pengukuran sendiri," ungkapnya.

Untuk memenuhi tantangan ini, Pertamina membuat konsep program akselerasi dengan mengajak untuk berkolaborasi (co-creation) para pekerja level Senior Vice President sebagai mentor dan assesor untuk mengembangkan generasi pemimpin berikutnya.

Co-creation tahap pertama ini dibantu oleh dua senior advisor, Dr. Bob Aubrey dan Dr. Hora Tjitra, yang sebelumnya memimpin studi mengenai budaya belajar Pertamina sehingga mengenal baik perusahaan, mereka menghasilkan 16 kapabilitas pemimpin masa depan  yang dibutuhkan  untuk mencapai perusahaan energi berkelas dunia. Pemetaan itu dengan jelas menerangkan bahwa  one size fits all kapabilitas tidak akan memberikan kedalaman yang dibutuhkan untuk memimpin bisnis energi yang kompleks dan berubah secara dinamis mengikuti perkembangan zaman.

Selama dua tahun, pekerja level manajer pilihan tersebut mengikuti pembelajaran yang akan membentuk mereka menjadi pemimpin akan memiliki sejumlah kapabilitas umum dan kapabilitas spesifik yang dibagi menjadi empat 4 program accelerators dalam kerangka kerja Catalyser.

Empat program tersebut, yaitu enterprise, energy, global, dan technology. Program Enterprise adalah pengembangan kapabilitas dan pola pikir kepemimpinan untuk mengembangkan dan menciptakan bisnis dan strategi, perubahan, dan teknologi yang terkemuka. 

Program Energy  merupakan pengembangan kapabilitas dan pola pikir kepemimpinan untuk mengembangkan sumber energi untuk minyak, gas, panas bumi, petrokimia, aplikasi energi terbaru atau terbarukan. Program global adalah pengembangan kapabilitas dan pola pikir kepemimpinan untuk bisnis internasional dan bekerja lintas budaya. Sedangkan program technology adalah  kapabilitas dan pola pikir kepemimpinan untuk mengantisipasi dan beradaptasi terhadap perubahan dan disrupsi teknologi.

Tahapan kedua co-creation diawali dengan rumusan Request for Proposal (RFP) untuk mengidentifikasi mitra belajar yang paling tepat untuk masing-masing accelerator. RFP dikirim ke 12 penyedia pembelajaran kelas dunia, Beberapa darinya adalah sekolah bisnis dan firma konsultan dan lainnya yang merupakan spesialis dalam bidang energi.

Menurut Vice President People Development Pertamina Gustini Raswati sebagai  Project Owner Catalyser Program, Keunggulan program Catalyser disbandingkan program kepemimpinan lainnya adalah bagaimana perusahaan mengembangkan aspirasi untuk akselerasi kepemimpinan. 

Dari hasil penilaian, tidak seluruh manajer menengah di Pertamina memiliki keinginan dan dorongan untuk menjadi pemimpin senior. Karena itu, proses pengembangan Catalyser menghasilkan visi karier yang dapat memotivasi, realistis untuk setiap partisipan serta dicocokkan dengan kebutuhan strategi kapabilitas perusahaan.

Sarana belajar program ini melalui Personal Enterpise Plan (PEP). Kandidat mengekspresikan aspirasi karier mereka dalam aplikasi untuk mengikuti program Catalyser. PEP tersebut akan direvisi dan diperkaya selama mentoring dengan pemimpin senior perusahaan. PEP juga digunakan pada tahapan validasi yang berbeda, tidak hanya untuk seleksi tetapi juga untuk memutuskan langkah selanjutnya untuk partisipan dalam proses Catalyser.

Pada tahap kedua, manajemen senior merekomendasikan negara mana yang dapat dijadikan tempat menimba ilmu sehingga akselerator dapat menganalisis perubahan dunia bisnis sehingga mereka memahami tantangan yang dihadapi perusahaan di masa yang akan datang.

Tiga destinasi internasional terpilih untuk sesi Catalyser Accelerators: satu minggu di negara internasional (2 minggu untuk Global Accelerator) beserta kunjungan perusahaan, interaksi dengan pakar lokal dan jaringan internasional. INSEAD dan Deloitte mengorganisir sesi-sesi dengan target negara ini. Paparan dan perubahan pola pikir dalam Catalyser tidak terbatas dalam pengalaman satu minggu di luar negeri. Action Learning Project (ALP) dan Mobility Assignment memberikan paparan terhadap partisipan kepada bisnis, fungsi, proyek strategis yang berbeda di Pertamina.

Tahap selanjutnya adalah action learning. Angkatan pertama, terdiri dari 130 partisipan bekerja dalam 20 Action Learning Project (ALP) nyata yang dianggap strategis oleh manajemen senior. Pada angkatan selanjutnya, jumlah proyek akan dua kali lebih banyak dari angkatan pertama

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2OPBvol
April 05, 2019 at 03:06PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2OPBvol
via IFTTT

No comments:

Post a Comment