REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kartini menjadi sosok di balik gerakan emansipasi wanita. Saat ini peran perempuan sudah semakin besar termasuk di lingkungan pemerintahan berkat perjuangan Kartini.
Meski demikian, peran perempuan dalam menduduki jabatan strategis belum terlalu besar. Di lingkungan Pemerintah Kota Bandung sendiri, tercatat ASN yang menduduki jabatan tinggi masih didominasi laki-laki.
Hal ini disampaikan Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Bandung Kamalia Purbani. Kamalia Purbani memaparkan peran perempuan di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.
"Total ASN (Aparatur Sipil Negara) perempuan di Kota Banndung itu 57,8 persen dan laki-laki 42,2 persen. Hanya saja proporsi perempuan yang menduduki jabatan struktural esselon IVb sampai IIb adalah 38,76 persen," kata Kamalia saat mengisi seminar bertajuk 'Perempuan Bandung Penerus Cita-Cita Kartini' di Pendopo Kota Bandung, Sabtu (20/4) yang diadakan dalam memperingati Hari Kartini.
Kamalia menuturkan, jumlah perempuan saat penerimaan pejabat eselon berimbang dengan laki-laki. Hanya saja ketika memasuki kenaikan jabatan struktural yang lebih tinggi, proporsi perempuan mulai berkurang.
Menurut Kamalia, terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan kuantitas kaum perempuan semakin berkurang ketika memasuki jenjang jabatan lebih tinggi. Salah satunya yakni dituntut untuk memiliki softskill lebih tinggi, lantaran semakin tinggi jabatan maka tanggung jawab besar dan jam kerja lebih panjang sudah menjadi konsekuensi.
"Karena masalah budaya juga di kita dalam menempatkan posisi perempuan. Lalu pasti perempuan dilematis anatara memilih karir atau keluarga. Ini memang memerlukan keberpihakan. Ketiga itu masih ada lingkungan kerja yang masih belum ramah perempuan," tuturnya.
Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana pun mendorong kepada kaum perempuan semakin berpartisipasi dalam pembangunan di Kota Bandung. Pasalnya, peran perempuan saat ini sangat membantu percepatan kemajuan pembangunan.
Menurutnya, peran perempuan di Kota Bandung semakin meningkat. Mulai dari dunia usaha hingga pemerintahan. Yana mencontohkan, Srikandi dari Dinas Perhubungan maupun Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan instansi lainnya telah sangat membantu Pemkot Bandung dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Dengan pekerjaan dan tanggung jawab yang cukup berat itu, seperti mengatur lalu lintas, menjaga keamanan maupun merangkul masyarakat merupakan hal yang tidak mudah untuk digelutinya.
"Ya itu kesempatan yang baik. Bekerja dengan basic yang berbeda. Kita berikan kesempatan untuk memberikan kemajuan bagi dirinya. Ya kita dukung," kata Yana dalam siaran persnya.
Sementara Istri Wali Kota Bandung sekaligus Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bandung, Siti Muntamah mengatakan peran perempuan sangat penting dalam bidang apapun. Terutama tugasnya dalam keluarga.
“Keluarga adalah ekspresi terbaik perempuan. Sebab, konsep diri seorang ibu ataupun istri dalam kehidupan berkeluarga menjadi penentu dalam membentuk lingkungan keluarga,” ujar Umi, sapaan akrabnya.
Umi memaparkan, perempuan memang membutuhkan kecerdasan intelektual dan kompetensi soft skill. Namun hal itu bukanlah menjadi alat untuk mengecilkan peran laki-laki. Justru pengetahun dan kemampuan perempuan yang memiliki peran penting ketika mengambil porsinya sebagai seorang ibu.
"Tugas penting kita menjadikan generasi berkarakter sebagai dasar pilar bangsa. Negeri ini punya masalah kejujuran, keberanian, eksistansi di lingkungan dan segala macam," tambahnya.
Ia pun mendorong perempuan untuk menjadi sosok penting dalam menghadirkan generasi masa depan. Sehingga akan berdampak positif pada kemajuan bangsa Indonesia ke depannya lewat tangan-tangan perempuan tangguh.
http://bit.ly/2GplT79
April 21, 2019 at 11:15AM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2GplT79
via IFTTT
No comments:
Post a Comment