REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Penting bagi seseorang untuk memiliki jaminan kesehatan, karena dampak biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan tidaklah murah. Bukan hanya ketidakmampuan membayar biaya sendiri, tetapi juga bisa berdampak pada ekonomi keluarga. Hal tersebut pernah dialami oleh Sutarmi (60), salah seorang warga Bandung yang tinggal di daerah Antapani Wetan. Ia masih ingat betul, pada pertengahan tahun 2014 lalu pernah mengeluarkan biaya hampir 60 juta rupiah karena harus menjalani operasi batu empedu.
“Jadi pada tahun 2014 lalu, ibu teh sering merasa capek, mual, dan nyeri pada perut bagian atas. Bahkan beberapa kali sering jatuh pingsan. Setelah di USG, ternyata ada batu empedu. Tidak tanggung-tanggung, bahkan ada 17 batu dengan ukuran yang berbeda. Dokter bilang harus segera di operasi. Saat itu, pihak keluarga entah bagaimana caranya harus menyiapkan uang puluhan juta. Waktu itu biaya operasinya sampai 60 juta rupiah, belum lagi masih harus kontrol rutin. Keluarga bingung cari uangnya,” tutur Sutarmi. Pada pertengahan tahun 2015, ia kembali sakit-sakitan kerena masih terdapat batu empedu yang tertinggal pasca operasi pertama. Namun kali ini berbeda, karena Sutarmi dan keluarga telah mendaftar dalam Program JKN-KIS.
“Karena kita sudah menjadi peserta, untuk pengobatan yang kedua ini kita memanfaatkan kartu JKN-KIS. Dari Fasilitas Kesehatan Pertama sampai akhirnya dirujuk ke RS Hasan Sadikin. Dokter juga mendiagnosa harus ditindak operasi, lagi. Kali ini saya dan keluarga tidak bingung, karena JKN-KIS,” senyumnya.
Hal yang paling terasa bagi Sutarmi dan keluarga adalah setelah ia sudah diperbolehkan pulang. Ia pun khawatir jika harus membayar sebagian tagihan berobatnya. Ia hampir tak percaya ketika mendengar petugas rumah sakit mengatakan jika keluarganya tidak perlu mengeluarkan biaya satu rupiah pun di operasi kedua ini. Operasi dan semua pengobatan ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
“Jelas terasa sekali perbedaannya. Kalau dulu tidak menggunakan JKN-KIS, kami sekeluarga harus mengeluarkan uang hampir 60 juta, sampai bingung harus mencari uang kemana. Sekarang saya pulang dari rumah sakit tanpa mengeluarkan biaya sepeserpun. JKN-KIS bukan sekedar membantu, tetapi benar-benar meringankan keluarga kami. Kalau masalah pelayanan, tidak ada perbedaan pada saat saya menjadi pasien umum,” jelas Sutarmi dengan yakin.
Dengan pengalaman yang ia dapatkan selama memanfaatkan JKN-KIS, Sutarmi dan keluarga berkomitmen untuk selalu membayar iuran rutin. “Manfaatnya sangat terasa, tidak akan menyesal,” tutupnya. (ril)
http://bit.ly/2JD0Z7O
May 14, 2019 at 07:00PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2JD0Z7O
via IFTTT
No comments:
Post a Comment