Pages

Friday, August 9, 2019

Lantan Rivalitas City-Liverpool

City dan Liverpool diprediksi akan kembali mendominasi papan atas Liga Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh: Reja Irfa Widodo

LONDON -- Pukul lima sore, Kamis (8/8) waktu setempat, 20 kontestan Liga Primer Inggris musim 2019/2020 diharuskan sudah mendaftarkan skuatnya ke Otoritas Liga Primer Inggris. Tenggat waktu ini sekaligus mengakhiri bursa transfer musim panas di kancah Liga Primer Inggris. Setelah waktu ini, klub-klub kontestan Liga Primer Inggris tidak diperkenankan lagi mendatangkan pemain anyar hingga bursa transfer pertengahan musim mendatang. 

Sehari kemudian, laga pembuka Liga Primer Inggris musim 2019/2020 akan digelar di Stadion Anfield, tepatnya saat tuan rumah, Liverpool, menghadapi salah satu tim promosi, Norwich City, Jumat (9/8) waktu setempat. Akhirnya, tirai pembuka salah satu kompetisi liga sepak bola paling populer di Eropa akan terbuka.

Persaingan sengit yang terjadi pada musim lalu, terutama antara Manchester City dan Liverpool, pun akan berlanjut pada musim depan. Asumsi ini pun didasarkan pada kiprah kedua tim dalam perebutan gelar mahkota Liga Primer Inggris, yang bahkan harus ditentukan hingga hasil di pekan terakhir. 

Ujungnya, satu poin memisahkan antara Liverpool, yang berada di peringkat kedua, dan City, yang berhasil mempertahankan titel Liga Primer Inggris. Persaingan menuju tangga juara Liga Primer Inggris musim lalu pun tercatat menjadi yang terketat sejak musim 2011/2012. Pada saat itu, City mampu merengkuh titel juara Liga Primer Inggris lantaran unggul jumlah selisih gol dibanding Manchester United.

Setelah City dan Liverpool memecahkan rekor poin tertinggi kedua (98 poin) dan ketiga (97 poin) dalam sejarah Liga Primer Inggris pada musim lalu, maka tidak mengherankan jika sorotan langsung ditujukan kepada dua tim tersebut. Apalagi, jika menilik selisih poin yang begitu besar antara Liverpool, yang berada di peringkat kedua, dengan Chelsea, penghuni posisi ketiga klasemen akhir Liga Primer Inggris musim lalu, yang mencapai 25 poin.

Selisih poin ini menjadi selisih poin terbesar antara peringkat kedua dan ketiga sejak format Liga Primer Inggris mulai diperkenalkan pada musim 1992/1993. Besarnya selisih poin ini seolah mengafirmasi perbedaan kualitas antara dua tim teratas Liga Primer Inggris musim lalu dengan pesaing-pesaing mereka. 

Bahkan, berdasarkan simulasi yang dilakukan oleh ahli statistik olahraga, StarSpread, beberapa waktu lalu, The Citizen dan The Reds diprediksi bakal kembali meneruskan dominasi di dua teratas Liga Primer Inggris pada musim depan. Sementara di peringkat kedua dan ketiga ada Tottenham Hotspur dan Arsenal, secara beruntun.

MENGEJAR CITY-LIVERPOOL

Kondisi inilah yang dinilai menjadi salah satu alasan kurang aktifnya Liverpool dan City di bursa transfer pemain. Kedua tim cenderung mempertahankan skuatnya dan tidak mendatangkan pemain bintang.

City tercatat hanya mendatangkan Rodri dari Atletico Madrid. Sementara Liverpool mendatangkan Adrian sebagai pengganti Simon Mignolet dan mendatangkan pemain muda Harvey Elliot dari Fulham.

Kendati begitu, baik pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, ataupun pelatih Manchester City, Pep Guardiola, memiliki pandangan serupa terkait perebutan gelar Liga Primer Inggris musim depan. Menurut keduanya, persaingan mahkota Liga Primer Inggris musim lalu bukan hanya menjadi milik City dan Liverpool.

Setidaknya empat tim lain masih memiliki kesempatan yang sama untuk bisa menjadi juara Liga Primer Inggris. ''Saya kira, persaingan pada musim depan akan lebih terbuka. Setidaknya dalam delapan laga awal, ada enam tim yang bisa muncul sebagai kandidat kuat juara. United, dengan kedatangan Maguire akan semakin kuat. Begitu juga dengan Arsenal, Chelsea, dan Tottenham Hotspur,'' ujar Guardiola seperti dikutip Reuters, beberapa waktu lalu.

REKOR TRANSFER

Meski sedikit bernuansa diplomatis, tapi berdasarkan aktivitas di bursa transfer, para anggota The Big Six memang terus melakukan penguatan skuat dengan perekrutan pemain besar-besaran. Arsenal, Manchester United, dan Tottenham Hotspur mencoba memangkas kualitas dengan City dan Liverpool dengan cara menghadirkan pemain-pemain baru.

Di kubu Spurs, tim asal London Utara itu memecahkan rekor transfer klub dengan menghadirkan Tanguy Ndombele. Begitu pula dengan rival sekota Spurs, Arsenal, yang merekrut Nicolas Pepe dari Lille dengan nilai transfer mencapai 80 juta euro.

Sementara di kubu United, dengan dana transfer mencapai lebih dari 142 juta euro, Setan Merah telah mendatangkan tiga pemain sekaligus, yaitu Harry Maguire, Aaron Wan Bissaka, dan Daniel James.

Bahkan, demi bisa memperkuat lini belakang, United rela merogoh kocek sedalam 80 juta euro demi bisa mendapatkan Maguire. bek tengah asal Inggris ini menjadi bek termahal sedunia.

Kondisi berbeda justru dialami Chelsea. Tim asal London Barat itu mesti menerima sanksi larangan mendatangkan pemain dalam dua kali bursa transfer.

Namun, dengan kehadiran Frank Lampard, yang dianggap mengenal dengan begitu baik pemain-pemain muda The Blues, ditambah kembalinya pemain-pemain yang melakoni masa peminjaman, Chelsea tetap tidak bisa dipandang sebelah mata. The Blues dianggap masih menjadi salah satu tim yang bisa finish di empat besar, dan bukan tidak mungkin bersaing dalam perburuan gelar juara.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2yP2Vn5
August 10, 2019 at 07:07AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2yP2Vn5
via IFTTT

No comments:

Post a Comment