REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertamina akhirnya memberikan kepastian terkait ganti rugi atas peristiwa minyak tumpah. Rencananya, kompensasi akan diberikan pekan depan terhadap masyarakat terdampak. Mekanisme pembayaran dilakukan seusai pendataan secara menyeluruh.
"Kita harap (pendataan) minggu ini selesai dan minggu depan sudah mulai bisa salurkan kompensasi. Untuk warga yang selama ini ditunggu-tunggu, insya Allah, minggu depan kita sudah mulai menyalurkan," kata Ketua Tim 1 Dampak Pengendalian Eksternal Pertamina Rifky Effendi, saat jumpa pers di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Kamis (15/8).
Rifky mengungkapkan, Pertamina sudah mulai melakukan pendataan warga terdampak. Proses pendataan, kata Rifky akan dilakukan secara cermat dengan data by name by address guna mengantisipasi data tidak akurat.
Kemudian, lanjut Rifky, mekanisme pembayaran akan dilakukan setelah proses pendataan selesai. Pendataan tersebut termasuk dengan adanya objek penerima kompensasi dan skema pembayaran kompensasi yang akan diberikan. Pertamina juga sudah menyiapkan 22 ribu formulir yang harus diisi warga terdampak.
Rifky mengatakan, pihaknya menerjunkan sekira 279 orang untuk melakukan pendataan di wilayah terdampak. Diperkirakan data warga terdampak sudah mencapai 60 persen sampai 70 persen pada Jumat (16/8). Kemudian, data akan diverifikasi bersama pemerintah daerah terdampak.
Saat ini, dua daerah dengan dampak terparah berada di Kabupaten Karawang dan Bekasi di Jawa Barat dan Kepulauan Seribu di DKI Jakarta. Selain itu, ada empat daerah di Banten yang memiliki potensi terdampak, yakni Kabupaten Tangerang, Kabupaten dan Kota Serang, serta Kota Cilegon.
"Paling berat (dampaknya) Karawang karena paling dengan dengan sumber dan arus air dari timur ke barat. Selain itu, Bekasi, Kepulauan Seribu. Kami juga jumpai beberapa titik (minyak) di Tangerang, Serang, dan Cilegon. Kami fokus pada tujuh daerah ini," ujar Rifky.
Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Dharmawan H Samsu mengatakan, mengenai besaran kompensasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) telah memiliki dana cadangan yang memang dialokasikan untuk mengantisipasi peristiwa darurat.
"Dana dianggarkan, PHE punya dana cadangan untuk hal-hal seperti ini. Konsentrasi kita bukan pada dana, tapi ke penanganan. Jangan ada yang dirugikan, tapi juga jangan ada diuntungkan dari kejadian ini," ujar Dharmawan, Kamis.
Dharmawan menilai, besaran kompensasi bisa saja berbeda. Pasalnya, Pertamina akan menghitung nilai kerugian masing-masing warga terdampak yang tentunya memiliki latar belakang dan aktivitas berbeda satu sama lain.
Terkait penutupan sumur, Dharmawan mengatakan, proses pengeboran sumur baru memakan waktu sekira tujuh pekan hingga delapan pekan ke depan. "Paling cepat, sekitar akhir September sumber (kebocoran) dapat dimatikan," lanjut Dharmawan.
Dharmawan menegaskan, meski mendapat bantuan tenaga asing, kendali penanganan tetap berada di tangan Pertamina. "Pada prinsipnya, kita memaksimalkan penanganan di offshore (sisi laut) demi meminimalisasi dampak yang ada di onshore (daratan). Kita harus kendalikan tumpahan minyak sebesar-besarnya selama dia masih di laut," ujar Dharmawan. Kebakaran di Kilang RU V Pertamina Balikpapan telah berhasil dipadamkan.
Kebakaran di Kilang Balikpapan
Sementara itu, kebakaran terjadi di Kilang Refinery Unit (RU) V Pertamina Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis pagi. Tim pemadam Pertamina RU V sudah melokalisasi lokasi api serta jalur api utama berhasil dipadamkan.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman memastikan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran. "Tidak ada korban jiwa untuk hal ini dan sudah ditangani," kata Fajriyah, Kamis.
Fajriyah mengatakan, hingga kini, operasi Kilang Balikpapan berjalan normal. Adapun penyebab kebakaran masih menunggu hasil investigasi tim Pertamina. "Operasional di kilang juga masih berjalan. Estimasi kerugian dan sebagainya, kami masih melakukan investigasi penyebabnya apa," jelas Fajriyah.
Humas Pertamina Kalimantan Heppy Wulansari mengungkapkan, kebakaran terjadi di ujung utara kilang yang jauh dari lokasi pengolahan minyak mentah. "Ujung utara kilang itu malah lebih dekat dengan permukiman warga," kata Heppy, Kamis.
Heppy mengatakan, pihaknya sudah mengunjungi masyarakat yang berada di sekitar kilang untuk memastikan keamanan. Pihaknya juga menyiapkan tim medis untuk antisipasi warga yang membutuhkan pertolongan. n muhammad nursyamsyi/antara ed: nora azizah
https://ift.tt/2Ml6REX
August 16, 2019 at 08:20AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2Ml6REX
via IFTTT
No comments:
Post a Comment