REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Asisten pribadi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Madeleine Westerhout, dipaksa mengundurkan diri setelah diduga membocorkan rahasia terkait keluarga orang nomor satu di negara adidaya itu. Ia secara tiba-tiba diberhentikan pada Kamis (29/8).
Media AS menggambarkan perempuan tersebut sebagai penjaga gawang Trump. Dia memiliki kantor yang berada tepat di depan Oval Office di Sayap Barat.
Menurut laporan yang dikutip BBC, Trump nampaknya mengetahui Westerhout melakukan pembicaraan off the record dengan sejumlah wartawan dalam sebuah makan malam bulan ini. Di sana, perempuan berusia 29 tahun itu mengungkapkan memiliki akses atas Trump saat presiden tengah berlibur di New Jersey.
Seorang sumber yang mengatakan kepada CBS News Westerhout sedang minum bersama sejumlah wartawan di restoran hotel di Berkeley Heights, New Jersey selama Trump berlibur di klub miliknya di Bedminster, New Jersey awal Agustus lalu. Saat itu, ia nampaknya bergosip mengenai banyaknya orang yang mencari akses ke presiden.
Tidak jelas bagaimana Trump mengetahui percakapan tersebut. Westerhout telah bekerja sebagai asisten pribadi Trump sejak hari pertama miliarder tersebut menjabat sebagai presiden pada 20 Januari 2017.
Sejumlah pejabat Gedung Putih telah lama mencurigai Westerhout tidak loyal kepada Trump. Bahkan, seorang mantan pejabat pemerintahan AS mengatakan perempuan kelahiran 8 Oktober 1990 itu sudah menjadi mata-mata sejak awal bekerja.
“Dia berusaha menggunakan kedekatannya dengan presiden untuk menjilat bersama para pencela,” ujar pejabat yang tidak disebutkan namanya tersebut.
Trump mengatakan Westerhout dilaporkan mengatakan dirinya tidak mau difoto bersama putrinya, Tiffany Ariana Trump. "Hal itu benar-benar salah. Saya mencintai Tiffany. Tiffany adalah orang yang luar biasa," ujar Trump.
Tiffany adalah anak satu-satunya Trump bersama dengan Marla Maples. Trump mengatakan Westerhout berbicara padanya setelah insiden itu mengemuka ke publik.
"Dia sangat gelisah dan menyesal," ujar Trump.
Westerhout mengaku saat itu dia mabuk. The Associated Press tidak hadir saat pertemuan Westerhout dengan sejumlah wartawan. Westerhout juga belum menanggapi permintaan komentar.
Dari laporan The New York Times, setelah pemecatannya, Westerhout akan dianggap sebagai ‘karyawan yang terpisah’ dan dilarang kembali ke rumah mewah tempatnya tinggal mulai Jumat (30/8). Menurut buku yang mengisahkan tentang Gedung Putih dan Trump, Westerhout merupakan mantan ajudan Komite Nasional Partai Republik. Saat kemenangan Trump, ia terlihat gusar dan menangis.
Meski kecewa dengan kemenangan Trump, ia justru mendapat jabatan sebagai asisten di masa transisi kepresidenan yang dibayar sebesar 145 ribu dolar AS. Selama masa transisi itu, ia terlihat sering mengawal tamu yang datang ke Trump Tower di New York.
Selain itu, Westerhout memiliki akun pribadi di jejaring sosial Instagram yang banyak mengunggah foto kehidupannya di Gedung Putih, termasuk melakukan serangkaian perjalanan dengan Trump. Bahkan, Trump sering memanggilnya sebagai ‘my beauty’ atau ‘cantikku’.
https://ift.tt/2MNw1vY
August 31, 2019 at 11:02AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2MNw1vY
via IFTTT
No comments:
Post a Comment