REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paru merupakan organ yang paling sensitif terhadap gangguan. Karena begitu benda asing terhirup melalui hidung, semua akan masuk ke paru-paru.
Efeknya pun langsung dirasakan. Dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr Andika Chandra Putra, PhD, SpP(K) menjelaskan ada lima penyakit paru yang paling sering terjadi di dunia. Kelima penyakit ini adalah penyakit penting dan harus ditangani dengan baik.
Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi yang menimbulkan peradangan pada kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru, yang dapat berisi cairan. Pada pneumonia, kantung udara bisa berisi cairan atau nanah. Infeksi dapat mengancam nyawa siapa pun, terutama pada bayi, anak-anak, dan lansia di atas 65 tahun.
"Pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada populasi sangat muda dan sangat tua," ujarnya di sela acara konferensi pers Peringatan Hari Paru Sedunia (World Lung Day) dengan tema “Paru Sehat Untuk Semua” di Jakarta, Kamis (26/8).
Sebanyak 4 juta orang meninggak tiap tahunnya akibat infeksi saluran napas bawah dan pneumonia. Dan dua anak balita meninggal setiap menitnya karena pneumonia. Sebanyak 99 persen kematian terjadi pada negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Gejala umum pneumonia adalah batuk, kesukitan bernapas, berdebar-debar, demam, berkeringat dan menggigil, serta nafsu nakan berkurang dan nyeri dada.
Pneumonia dapat dicegah dengan vaksinasi, memperbaiki lingkungan hidup sekitar, nutrisi dan ASI, tidak merokok, mencegah dan mengobati HIV, serta mengurangi polusi udara dalam ruangan.
Tuberkulosis (TB)
Suatu penyakit bakteri menular yang berpotensi serius yang terutama mempengaruhi paru-paru. Bakteri penyebab TB menyebar ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Sebanyak 10 juta orang sakit tuberkulosis (TB). Dan 558 ribu kasus kebal obat.
Selain itu, 1,6 juta orang meninggal dunia karena TB setiap tahunnya, menempatkan TB sebagai penyakit infeksius paling mematikan. Dab 4383 kematian setiap harinya disebabkan oleh TB. "Sebanyak 95 persen dari kasus kematian akibat TB terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah," tambahnya.
TB dapat disembuhkan dan dapat dicegah. Kebanyakan dari kasus TB dapat disembuhkan bila terdiagnosa lebih awal dan diobati secara tepat. TB kebal obat tetap menjadi perhatian utama didalam kesehatan masyarakat. Pencegahan, deteksi dan pengobatan yang lebih baik akan mengurangi krisis yang terjadi pada kasus kebal obat.
Untuk mengakhiri TB, pemerintah harus mempunyai komitmen untuk mengembangkan penelitian, komitmen untuk mengembangkan penelitian, pembiayaan dan hak-hak warga negara dan akuntabilitas.
Kanker Paru
Kanker yang dimulai di paru-paru dan paling sering terjadi pada orang yang merokok. Sebanyak 1,76 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat kanker paru, membuat kanker paru sebagai kanker yang paling mematikan.
Kanker paru merupakan penyebab hampir 1 dari 5 kematian yang diakibatkan oleh sebab apapun. Kanker paru memiliki ketahanan hidup 5 tahunan (17,7 persen) yang lebih rendah dibandingkan kanker di tempat lain. Sebanyak 58 persen kasus kanker paru terjadi pada daerah kurang maju.
Gejala umum kanker paru, batuk yang tidak sembuh-sembuh atau sering infeksi saluran napas. Gejala lainnya adalah batuk darah, sakit atau nyeri saat batuk atau bernapas, rasa sulit bernapas, mudah lelah, dan nafsu makan berkurang atau berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.
Merokok merupakan faktor risiko utama kanker paru, perokok pasif, gas buang diesel, radon, asbestos, dan karsinogen-karsinogen yang terdapat di lingkungan atau tempat kerja.
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Kelompok penyakit paru-paru yang menghalangi aliran udara dan membuat sulit bernapas. Emfisema dan bronkitis kronis adalah kondisi paling umum yang menyebabkan PPOK. Kerusakan paru-paru akibat PPOK tidak dapat dipulihkan.
Sebanyak 384 juta orang menderita PPOK di seluruh dunia, 3 juta orang meninggal tiap tahunnya karena PPOK. Dan, penting diketahui, saat ini, PPOK merupakan penyebab kematian nomor tiga di seluruh dunia. PPOK paling banyak terdapat pada negara dengan sarana dan prasarana yang kurang.
"Faktor risiko terbesarnya merokok, polusi udara dalam dan luar ruangan, kemudian paparan debu dan bahan kimia di tempat kerja," ungkapnya.
Gejalanya meliputi, sesak napas, batuk berulang, peningkatan produksi dahak, merasa lelah, sering mengidap infeksi saluran napas, membutuhkan waktu yang lebih lama untuk penyembuhan infeksi saluran napas atau flu.
Asma
Kondisi ketika saluran udara meradang, sempit dan membengkak, dan menghasilkan lendir berlebih sehingga menyulitkan bernapas.
Asma bisa ringan atau bisa juga mengganggu aktivitas sehari-hari. Dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat menyebabkan serangan yang mengancam jiwa.
Sebanyak 334 juta orang menderita asma. Asma mempengaruhi 14 persen anak-anak di seluruh dunia. Dan 489 ribu kematian per tahunnya disebabkan oleh asma. Hampir 80 persen kematian akibat asma terjadi pada negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Asma dapat menyebabkan mengi, susah bernapas, sesak napas, batuk, sangat mungkin untuk mengontrol penyakit untuk mengurangi dan mencegah serangan asma. Untuk mencegah asma caranya bisa dengan menghindari pencetus, asap, debu, polusi udara luar ruangan dan flu.
https://ift.tt/2loVP5w
September 27, 2019 at 07:02AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2loVP5w
via IFTTT
No comments:
Post a Comment