REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan, ia tidak pernah membahas dan meminta pemerintah China membiarkannya mundur diri untuk mengakhiri krisis politik. Hal ini ia sampaikan dalam menanggapi laporan Reuters terkait rekaman yang menyatakan Lam akan mundur jika ia bisa.
Lam menyampaikan pada konferensi pers, yang disiarkan televisi dia tidak pernah mempertimbangkan meminta pengunduran diri. Lam mengaku China percaya pemerintahnya dapat menyelesaikan krisis selama tiga bulan tanpa campur tangan mereka.
"Saya bahkan belum merenungkan membahas pengunduran diri dengan pemerintah pusat. Pilihan untuk mengundurkan diri, itu adalah pilihan saya sendiri. Saya mengatakan kepada diri saya berulang kali dalam tiga bulan terakhir, saya dan tim harus tetap membantu Hong Kong. Itu sebabnya saya mengatakan belum memberi diri saya pilihan mengambil jalan yang lebih mudah dan itu adalah mundur," kata Lam.
Lam mengaku kecewa komentar yang dibuat dalam pertemuan pribadi itu bocor. Di samping itu, pada konferensi pers Hong Kong and Macau Affairs Office di Beijing, tidak ada pertanyaan yang diajukan secara langsung terkait dengan rekaman Lam.
Mereka mengecam kekerasan, dan negara-negara Barat yang berusaha menggunakan masalah Hong Kong untuk mencampuri urusan hCina. Kantor urusan itu menegaskan China tidak akan pernah mentoleransi kemerdekaan Hong Kong atau pemimpin yang tidak setia kepada China.
Juru bicara Kantor Urusan Hong Kong dan Macau, Xu Luying mengatakan, Pemerintah pusat dengan tegas mendukung Lam dan pemerintahnya. Namun, itu tidak akan berlangsung selamanya jika kekerasan berlanjut.
"Pemerintah pusat tidak akan membiarkan kekacauan di Hong Kong berlanjut tanpa batas waktu. Jika situasi di Hong Kong terus memburuk dan itu menjadi kekacauan yang tidak dapat dikendalikan oleh pemerintah SAR (special administrative region) dan membahayakan kedaulatan dan keamanan negara, pemerintah pusat tidak akan tinggal diam," kata dia.
The Global Times, sebuah tabloid China, mengecam berita Reuters dalam sebuah editorial di situs mereka. "Reuters dan media Barat lainnya telah terjerat dalam berita palsu bahwa pengunduran diri Carrie Lam belum disetujui selama beberapa waktu, sebuah pelanggaran serius dari garis bawah etika profesi. Mereka tidak melaporkan fakta secara objektif," ujar surat kabar itu.
https://ift.tt/32q1rfF
September 04, 2019 at 08:16AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/32q1rfF
via IFTTT
No comments:
Post a Comment