REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit memimpin para menteri Luar Negeri Tanah Arab menolak operasi militer yang dilakukan Turki di timur laut Suriah, Sabtu (12/10). Ahmed menyatakan, upaya itu sebagai invasi tanah Arab dan agresi terhadap kedaulatannya.
Membaca dari penyataan resmi di akhir pertemuan, Ahmed Abdoul mengatakan, Liga Arab akan mempertimbangkan mengambil langkah-langkah melawan Turki di sektor ekonomi, investasi dan budaya, termasuk kerja sama pariwisata dan militer. Dia juga meminta Dewan Keamanan PBB mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam menghentikan agresi Turki dan penarikan pasukan dari wilayah Suriah.
Menteri Luar Negeri Irak Mohamed Ali Alhakim, presiden Liga Arab saat ini, pun menantang serangan Turki ke Suriah selama pertemuan darurat badan tersebut. "Akan memperburuk krisis kemanusiaan, meningkatkan penderitaan rakyat Suriah, dan memperkuat kemampuan teroris mengatur kembali sisa-sisa (kekuatan) mereka," kata Mohamed Ali.
Mohamed Ali dan Menteri Luar Negeri Libanon Gebran Bassil meminta Liga mengembalikan keanggotaan Suriah dalam badan tersebut. Menteri Luar Negeri Uni Eirat Arab Anwar Gargash juga mengutuk serangan Turki.
"Kami menyerukan Turki dan pasukannya keluar, serta semua pasukan asing yang telah melanggar negara Arab ini dan untuk mendorong solusi politik yang sesuai," kata Gargash.
Qatar, yang dianggap sebagai sekutu Turki, tidak memblokir pernyataan resmi bersama itu. Mereka hanya menyuarakan keberatan.
"Qatar dan Somalia memiliki keberatan tentang keputusan Liga Arab hari ini," ujar Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab Hossam Zaki.
"Keberatan Qatar menempatkan Qatar dalam satu parit dengan penyerang, dan saya tidak memiliki komentar lebih lanjut," kata Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry.
Namun, Turki menolak pernyataan Liga Arab dan menyatakan mereka salah menilai operasi militer yang dilakukan. Direktur Komunikasi untuk Kepresidenan Turki Fahrettin Altun mengatakan, pemerintah yang tidak menyukai sikap Turki terhadap masalah Timur Tengah termasuk konflik Israel-Palestina dan perang di Yaman tidak berbicara untuk dunia Arab.
Pada Selasa, Turki memulai serangan udara dan darat terhadap pasukan Kurdi di Suriah timur laut. Langkah ini membuka babak baru dalam perang saudara Suriah yang sudah berlangsung delapan tahun dan meningkatkan bencana kemanusiaan baru.
Turki telah siap memasuki Suriah timur laut sejak Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik mundur pasukan militernya. Sebelumnya, pasukan militer AS bersama Kurdi melawan ISIS di Suriah.
https://ift.tt/2OIxLqs
October 13, 2019 at 08:00AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2OIxLqs
via IFTTT
No comments:
Post a Comment