REPUBLIKA.CO.ID, WASHIGNTON -- Para pemimpin Partai Republik dan Demokrat dari Senat dan House of Representative Amerika Serikat (AS), komite urusan luar negeri Kongres AS, serta angkatan besenjata AS dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih, Rabu (16/10) waktu setempat. Pertemuan terebut akan membahas soal situasi yang kini memanas di Suriah.
Mereka yang diundang termasuk Pemimpin Mayoritas Senat Republik Mitch McConnell, Ketua House Nancy Pelosi, ketua dan anggota komite hubungan luar negeri Senat dan komite urusan luar negeri House, serta komite senat dan badan layanan bersenjata. Pertemuan tersebut mengabulkan keresahan di antara anggota Kongres AS soal keputusan Trump menarik pasukan AS dari timur laut Suriah.
Menurut beberapa pihak, langkah Trump menciptakan celah untuk operasi Turki terhadap milisi Kurdi sekutu AS untuk berperang dengan ISIS bersama orang Amerika. AS pada Selasa (15/10) menyampaikan pengumuman sanksi terhadap Turki atas operasi militernya ke Suriah. Trump menyatakan pemerintahannya menjatuhkan sanksi kepada tiga menteri dan Departemen Pertahanan dan Kementerian Energi Turki, serta membatalkan negosiasi perdagangan senilai 100 miliar dolar AS.
Tak hanya itu, Trump juga menjatuhkan sanksi dagang berupa kenaikan tarif baja sebesar 50 persen terhadap Turki. "Saya sangat siap menghancurkan ekonomi Turki, jika para pemimpinnya terus menempuh jalan berbahaya dan destruktif seperti ini,” ujarnya.
Sebelumnya, Trump menawarkan memediasi perselisihan antara Turki dengan pasukan Kurdi di Suriah. Namun, Erdogan mengatakan Turki tidak akan 'bernegosiasi dengan organisasi teroris'.
Erdogan menegaskan Turki tidak akan mendeklarasikan gencetan senjata di timur laut Suriah. Pada Senin (16/10), dalam perjalanannya pulang dari Baku, Azerbaijan Erdogan mengatakan pembicaraan dengan Washington dan Moskow di kota Kobani dan Manbij, Suriah terus berlanjut. Ia menambahkan 'bukan hal negatif' untuk tentara pemerintah Suriah masuk Manbij asalkan wilayah itu sudah dibersihkan dari milisi.
Sudah hari keenam invasi Turki ke wilayah Suriah terlaksana. Turki menilai serangan ofensif dilakukan untuk menggerus kekuatan Kurdi di perbatasan Turki dan Suriah serta menciptakan zona aman sepanjang 30 kilometer ke dalam Suriah. Dengan zona aman tersebut, Turki menyatakan jutaan pengungsi Suriah akan dapat kembali pulang ke negara mereka.
Aksi militer oleh Ankara menimbulkan potensi bentorkan kuat antara Turki dan Suriah sehingga menimbulkan momok bagi kebangkitan ISIS. Dunia pun mengecam Turki.
n fergi nadira/reuters
https://ift.tt/2MGzmuq
October 16, 2019 at 08:23AM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2MGzmuq
via IFTTT
No comments:
Post a Comment